Ntvnews.id, Beijing - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Pete Hegseth menyatakan kesepakatannya dengan Menteri Pertahanan China, Dong Jun, mengenai pentingnya membangun jalur komunikasi militer guna mencegah terjadinya konflik dan menjaga stabilitas kawasan.
Dalam pernyataannya pada Sabtu, 1 November 2025, Hegseth menulis melalui akun X bahwa, "Laksamana Dong dan saya juga sepakat bahwa kita harus membangun jalur komunikasi militer untuk meredakan konflik dan meredakan masalah yang muncul. Kami akan segera mengadakan pertemuan lebih lanjut mengenai hal itu."
Ia menambahkan bahwa perdamaian, stabilitas, dan hubungan baik antarnegara merupakan “jalan terbaik” bagi Washington dan Beijing.
"Seperti yang dikatakan Presiden Trump, 'pertemuan G2' bersejarah telah menetapkan landasan bagi perdamaian dan kesuksesan abadi bagi AS dan China. Departemen Perang akan melakukan hal yang sama -- perdamaian melalui kekuatan, saling menghormati, dan hubungan yang positif," tulis Hegseth, sebagaimana dikutip dari Anadolu, Senin, 3 November 2025.
Baca Juga: Xi Jinping Umumkan Shenzhen China Jadi Tuan Rumah KTT APEC 2026
Sebagai catatan, “Departemen Perang” merupakan nama lama lembaga pertahanan AS sebelum berubah menjadi Departemen Pertahanan.
Pertemuan antara Dong Jun dan Hegseth berlangsung pada Jumat, 31 Oktober 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia, di sela-sela forum pertemuan puncak para menteri pertahanan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Dalam pertemuan itu, keduanya membahas pentingnya stabilitas regional di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat di kawasan Asia-Pasifik.
Selain bertemu dengan Menteri Pertahanan China, Hegseth juga mengadakan diskusi terpisah dengan mitranya dari Australia, Jepang, dan Filipina. Pertemuan tersebut berfokus pada peningkatan pencegahan dan kesiapsiagaan di kawasan Laut China Selatan, yang menjadi salah satu titik panas dalam hubungan internasional di Asia.
Baca Juga: AS Turunkan Tarif Fentanil Produk China Jadi 10 Persen
"Kami memiliki komitmen berkelanjutan untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan dan teguh dalam kemitraan kami untuk menjaga perdamaian melalui kekuatan," tegas Hegseth melalui unggahan di X.
Kesepakatan antara AS dan China ini muncul hanya sehari setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping mengadakan pertemuan di Busan, Korea Selatan, yang disebut sebagai pertemuan “G2” atau Kelompok Dua.
Trump menyebut pertemuan itu sebagai momen bersejarah yang menandai babak baru hubungan kedua negara dengan fokus pada kerja sama strategis dan perdamaian jangka panjang.
Ilustrasi - Perang dagang Amerika Serikat dan China. (ANTARA)