Menjelang Pertemuan Trump-Xi, China Latih Penerbangan Bomber di Dekat Taiwan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Okt 2025, 16:14
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Sebuah pesawat militer terlihat di layar raksasa yang menayangkan cuplikan berita tentang latihan gabungan angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, dan pasukan roket di sekitar Taiwan oleh Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA), di luar pusat perbelanjaan di Beijing, Tiongkok, 1 April 2025. Sebuah pesawat militer terlihat di layar raksasa yang menayangkan cuplikan berita tentang latihan gabungan angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, dan pasukan roket di sekitar Taiwan oleh Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA), di luar pusat perbelanjaan di Beijing, Tiongkok, 1 April 2025. (channelnewsasia)

Ntvnews.id, Beijing - Menjelang pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan, militer China mengerahkan sejumlah pesawat pembom H-6K untuk melakukan latihan “konfrontasi” di sekitar Taiwan, yang segera dikecam oleh Kementerian Pertahanan Taiwan sebagai aksi propaganda. 

Media pemerintah China pada Minggu (26 Okt) melaporkan bahwa sejumlah pesawat pembom H-6K terbang dekat Taiwan untuk melakukan latihan “konfrontasi”. Aksi ini dilakukan hanya beberapa hari sebelum pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengecam laporan tersebut dan menyebutnya sebagai upaya propaganda.

Baca Juga: Trump Tegaskan AS Siap Jadi Mitra Kuat bagi Asia Tenggara di Tengah Pengaruh China

“Laporan ini jelas merupakan operasi opini publik yang bertujuan untuk menakut-nakuti,” ujar kementerian itu dalam pernyataannya. “Kami menyerukan kepada seluruh warga untuk tetap bersatu menghadapi operasi kognitif seperti ini, mempertahankan kebebasan dan demokrasi, serta bersama-sama membela tanah air.”

Taiwan, yang dianggap China sebagai wilayahnya sendiri, secara rutin mengerahkan pesawat tempur dan kapal perang untuk memantau aktivitas militer di sekitarnya. Namun, belakangan ini tidak ada laporan aktivitas militer yang luar biasa.

Akun Weibo saluran militer televisi pemerintah China menyebut bahwa pasukan dari Komando Teater Timur baru-baru ini — tanpa menyebutkan tanggal pasti — melaksanakan pelatihan tempur untuk menguji kemampuan mereka dalam operasi seperti blokade udara dan serangan presisi.

“Beberapa jet tempur J-10 terbang dalam formasi tempur menuju wilayah udara target, dan beberapa pembom H-6K menuju perairan serta wilayah udara sekitar Pulau Taiwan untuk melaksanakan latihan simulasi konfrontasi,” tulis laporan tersebut tanpa menyebut lokasi pastinya.

Baca Juga: Klasemen Liga Italia: Napoli Kembali 'Kudeta' AC Milan di Papan Atas

Pesawat H-6K merupakan pembom strategis yang mampu membawa senjata nuklir.

Kementerian Pertahanan China belum memberikan tanggapan atas laporan tersebut. Sementara itu, pada Senin pagi, Kementerian Pertahanan Taiwan dalam laporan rutinnya hanya mencatat empat pesawat militer China terdeteksi dalam 24 jam terakhir — tiga jet tempur di Selat Taiwan dan satu pesawat pendukung di barat daya Taiwan.

Laporan televisi pemerintah China juga menegaskan bahwa “membela kedaulatan nasional dan integritas wilayah melalui tindakan nyata serta menjaga perdamaian dan kebahagiaan ratusan juta rakyat merupakan komitmen kami yang teguh.”

Video yang ditayangkan menunjukkan momen pengeboman, dan dalam salah satu segmen seorang perwira angkatan udara mengatakan bahwa “garis pantai Taiwan dapat terlihat jelas,” meskipun tidak dapat dipastikan apakah daratan benar-benar tampak dalam rekaman tersebut.

Baca Juga: Pengacara Nadiem Makarim: Kerugian Negara Rp1,98 Triliun dalam Kasus Chromebook Belum Pasti

Pertemuan Trump-Xi
Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping dijadwalkan bertemu di sela-sela KTT regional di Korea Selatan pekan ini untuk membahas sengketa dagang yang masih berlangsung antara kedua negara.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan pada Minggu bahwa Taiwan tidak perlu khawatir terhadap pertemuan tersebut.

Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan Beijing dan selama beberapa dekade telah menerima dukungan kuat, meskipun tidak resmi, dari Amerika Serikat. Walau tidak memiliki hubungan diplomatik formal, AS secara hukum berkewajiban menyediakan sarana bagi Taiwan untuk mempertahankan diri.

Pada Sabtu, seorang pejabat senior China menyerukan agar China dan Taiwan bekerja sama mencapai “reunifikasi damai”, bertepatan dengan peringatan 80 tahun penyerahan Taiwan dari kekuasaan Jepang kepada pemerintah China setelah Perang Dunia II.

Baca Juga: EXO Umumkan Jumpa Penggemar “EXO‘verse” dan Album Baru Tahun Depan

Dalam wawancara dengan dua YouTuber asal Taiwan yang disiarkan pada Sabtu malam, Presiden Taiwan Lai Ching-te menegaskan bahwa perdamaian harus didukung oleh kekuatan, sembari menyoroti komitmen pemerintahnya untuk meningkatkan anggaran pertahanan.

“Kami memiliki cita-cita untuk perdamaian, tetapi tidak bisa berilusi bahwa selembar perjanjian dapat mewujudkannya,” ujar Lai.

China telah menolak beberapa tawaran dialog dari Lai dan menuduhnya sebagai “separatis”. Namun Lai menegaskan bahwa hanya rakyat Taiwan yang berhak menentukan masa depan mereka sendiri.

Baca Juga: Pedagang: Lebih Baik Mati di Pasar Barito Ketimbang di Tempat Relokasi

(Sumber: Antara)

x|close