Ratusan Orang Kabur dari Pusat Penipuan di Myanmar ke Thailand Usai Penggerebekan Militer

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Okt 2025, 13:33
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Diduga korban pusat penipuan menaiki perahu untuk menyeberangi sungai di perbatasan Myanmar-Thailand untuk disambut oleh tentara Angkatan Darat Thailand saat mereka dipulangkan dari Kyauk Khet di Myawaddy, Myanmar pada 12 Februari 2025. Diduga korban pusat penipuan menaiki perahu untuk menyeberangi sungai di perbatasan Myanmar-Thailand untuk disambut oleh tentara Angkatan Darat Thailand saat mereka dipulangkan dari Kyauk Khet di Myawaddy, Myanmar pada 12 Februari 2025. (cna)

Ntvnews.id, Bangkok - Lebih dari 600 orang melarikan diri dari salah satu pusat penipuan daring paling terkenal di Myanmar dan menyeberang ke Thailand setelah dilakukan penggerebekan oleh militer pada Kamis, 23 Oktober 2025, menurut pejabat provinsi Thailand. 

Kompleks besar yang menjadi tempat pelaku penipuan internet dengan modus asmara dan bisnis itu berkembang pesat di sepanjang perbatasan Myanmar yang tidak terkelola dengan baik sejak pecahnya perang saudara setelah kudeta tahun 2021.

Sejak Februari lalu, otoritas Thailand telah melakukan penindakan besar-besaran yang mengakibatkan sekitar 7.000 pekerja dipulangkan dan diberlakukannya blokade internet lintas batas. Namun, penyelidikan AFP bulan ini menemukan bahwa pembangunan di lokasi tersebut terus berlangsung, bahkan banyak penerima layanan internet Starlink milik Elon Musk dipasang untuk menghubungkan jaringan di sana.

Baca Juga: KBRI: 20 WNI Berhasil Menyelamatkan Diri dari Kompleks Judi Online di Myanmar

Wakil Gubernur Provinsi Tak, Sawanit Suriyakul Na Ayutthaya, mengatakan kepada AFP bahwa "677 orang melarikan diri dari pusat penipuan KK Park di Myanmar dan menyeberangi Sungai Moei ke Thailand hingga Kamis pagi."

“Polisi imigrasi dan satuan tugas militer telah bekerja sama untuk memberikan bantuan berdasarkan prosedur kemanusiaan ... dan mereka akan menjalani proses penyaringan,” ujar Sawanit.

Ia menambahkan bahwa proses tersebut akan menentukan apakah para individu merupakan korban perdagangan manusia. Jika bukan, mereka dapat dikenai tuntutan karena melintasi perbatasan secara ilegal.

Meski beberapa pekerja penipuan jelas menjadi korban perdagangan manusia dan dikurung di kompleks tertutup, para ahli menyebut sebagian lainnya justru datang secara sukarela dengan harapan memperoleh penghasilan besar dari industri ilegal bernilai miliaran dolar tersebut.

Baca Juga: Ammar Zoni Ingin Muncul di Persidangan Secara Langsung di PN Jakpus

Kantor Administrasi Provinsi Tak menyatakan bahwa kelompok yang datang dari Myanmar terdiri dari “warga negara asing” — pria dan wanita — dan pihak berwenang memperkirakan jumlah mereka akan terus bertambah.

Sementara itu, Kedutaan Besar Indonesia di Yangon menyebut sekitar 20 warga Indonesia telah berhasil menyeberang ke wilayah Thailand melalui Sungai Moei hingga Rabu malam, mengutip keterangan dari otoritas Thailand.

Industri penipuan lintas negara ini telah berkembang pesat di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir. Para ahli memperkirakan ribuan pelaku terlibat dalam jaringan tersebut. Menurut laporan PBB, korban di kawasan ini ditipu hingga mencapai US$37 miliar pada tahun 2023.

Kasus serupa juga mengguncang negara lain. Wakil Menteri Keuangan Thailand, Vorapak Tanyawong, mengundurkan diri pada Rabu setelah muncul tuduhan yang mengaitkannya dengan operasi penipuan siber di Kamboja.

Baca Juga: Prabowo Bakal Terapkan Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah

Pekan lalu, Kamboja mendeportasi 64 warga Korea Selatan yang diduga terlibat dalam jaringan penipuan, dan polisi Korea Selatan telah mengajukan surat perintah penangkapan terhadap sebagian besar dari mereka.

Selain itu, otoritas Kamboja pada Kamis mengatakan telah menangkap 57 warga Korea Selatan dan 29 warga Tiongkok karena dugaan keterlibatan dalam operasi penipuan siber selama penggerebekan di ibu kota Phnom Penh.

(Sumber: Antara)

 
 
 
x|close