Konflik Perbatasan Meningkat, Thailand dan Kamboja akan Gelar Pertemuan Darurat

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Okt 2025, 11:01
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Arsip foto - Tentara Kamboja berjaga di kawasan perbatasan Prey Chan, Banteay Meanchey, Kamboja (29/8/2025). Meski gencatan senjata telah diberlakukan, penjagaan ketat tetap dilakukan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa. Arsip foto - Tentara Kamboja berjaga di kawasan perbatasan Prey Chan, Banteay Meanchey, Kamboja (29/8/2025). Meski gencatan senjata telah diberlakukan, penjagaan ketat tetap dilakukan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa. (Antara)

Ntvnews.id, Bangkok - Pemerintah Thailand dan Kamboja sepakat untuk menggelar pertemuan Komisi Perbatasan Bersama dalam waktu dekat guna mempercepat upaya penjinakan ranjau darat dan pembangunan pagar pembatas di sepanjang garis perbatasan, menyusul meningkatnya ketegangan antara kedua negara.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikondet Phalangkun, pada Minggu (19/10) menyampaikan bahwa situasi saat ini tergolong mendesak, meskipun pertemuan komisi tersebut biasanya dilakukan secara berkala.

Menurutnya, Thailand akan membawa sejumlah isu penting dalam pertemuan itu, termasuk dugaan pelanggaran wilayah oleh Kamboja di Ban Nong Chan dan Ban Nong Ya Kaew.

“Kami akan memberi tahu pihak Kamboja tentang rencana menerapkan langkah-langkah keamanan, seperti pembangunan pagar di wilayah-wilayah yang tanda batasnya telah disepakati kedua pihak,” kata Phalangkun.

Selain membahas pembangunan pagar, komisi juga akan menyoroti sejumlah agenda penting lainnya seperti penarikan senjata berat dari area perbatasan, kerja sama pemberantasan penipuan daring lintas batas, serta pengelolaan wilayah perbatasan yang lebih efektif.

“Thailand sekali lagi berharap Kamboja bisa memenuhi komitmennya dengan penuh tanggung jawab,” tambahnya.

Baca Juga: Thailand dan Kamboja Memanas Lagi di Perbatasan!

Ketegangan di perbatasan kedua negara telah berlangsung selama beberapa dekade dan memuncak menjadi konflik bersenjata pada 24 Juli lalu. Dalam insiden tersebut, kedua pihak saling melancarkan serangan artileri dan udara, yang menyebabkan korban jiwa, termasuk di antaranya warga sipil.

Kemudian, pada 4 Agustus, kedua negara mengumumkan gencatan senjata segera, yang disusul dengan kesepakatan resmi mengenai implementasinya beberapa hari setelahnya.

(Sumber : Antara)

x|close