Puluhan Warga Korea Selatan Hilang di Kamboja, Kenapa?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Okt 2025, 07:20
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Bendera Korea Selatan Bendera Korea Selatan (pixabay.com )

Ntvnews.id, Seoul - Sekitar 80 warga negara Korea Selatan (Korsel) dilaporkan hilang di Kamboja dan diduga menjadi korban penipuan lowongan kerja palsu atau fake jobs scam.

Dilansir dari AFP, Rabu, 15 Oktober 2025, kasus ini terkuak setelah seorang mahasiswa dilaporkan tewas akibat penyiksaan di sebuah markas penipuan di Kamboja.

Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, menegaskan bahwa kasus penculikan di Kamboja telah menimbulkan kerugian besar bagi warganya. Ia menyatakan bahwa pemerintah Korsel segera mengambil langkah tegas untuk menanganinya.

"Jumlahnya tidak sedikit, dan banyak warga negara kami sangat khawatir dengan anggota keluarga, teman, dan tetangga mereka yang telah ditahan di Kamboja," kata Lee dalam rapat kabinet.

Baca Juga: Prabowo Perintahkan Erick Thohir Bikin Akademi Atlet Nasional Buat Raih Medali di Olimpiade

Kantor kepresidenan mengumumkan bahwa pemerintah akan mengirimkan tim tanggap darurat gabungan ke Kamboja, Rabu, 15 Oktober 2025, yang akan dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu).

Juru bicara kepresidenan, Kim Nam-joon, juga menyampaikan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menaikkan tingkat imbauan perjalanan ke Kamboja sebagai langkah pencegahan tambahan.

Sementara itu, seorang pejabat dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Korsel menjelaskan bahwa sejak Januari hingga Agustus tahun ini, sebanyak 330 warga Korea Selatan dilaporkan hilang atau ditahan secara sewenang-wenang setelah tiba di Kamboja.

"(Hingga Agustus) Keselamatan sekitar 80 orang belum diketahui," kata pejabat tersebut.

Baca Juga: Respons Purbaya Soal Badan Gizi Kembalikan Rp70 T ke Prabowo

Kemlu Korsel kini tengah mencocokkan kembali data tersebut dengan catatan kepolisian Kamboja untuk memastikan tidak ada tumpang tindih laporan.

Di sisi lain, anggota parlemen Yoon Hu-duk dalam sidang parlemen menyatakan bahwa jumlah kasus penculikan terhadap warga Korea Selatan di Kamboja meningkat tajam, bahkan naik hingga lima belas kali lipat sejak tahun 2023.

Laporan Amnesty International juga memperkuat kekhawatiran tersebut. Lembaga itu menyebut bahwa pelanggaran di pusat-pusat penipuan di Kamboja terjadi dalam skala besar.

Amnesty mencatat setidaknya terdapat 53 kompleks scam di negara itu yang dijalankan kelompok kriminal terorganisir dan menjadi lokasi praktik perdagangan manusia, kerja paksa, penyiksaan, perampasan kebebasan, hingga perbudakan modern.

x|close