Ntvnews.id, Naypyidaw - Kisah tragis menimpa Vera Kravtsova, seorang model cantik asal Belarusia. Ia dilaporkan diculik di Myanmar dan dibunuh, dengan dugaan kuat bahwa organ tubuhnya dijual di pasar gelap.
Dilansir dari BBC, Rabu, 22 Oktober 2025, Kravtsova yang berusia 26 tahun menjadi korban penipuan agen palsu di Thailand. Ia awalnya ditawari pekerjaan sebagai model di Bangkok, namun sesampainya di sana justru diculik oleh jaringan kejahatan internasional yang kemudian membawanya ke wilayah perbatasan Myanmar.
Mengutip media Thailand, Thaiger, Vera diduga diculik sesaat setelah tiba di Negeri Gajah Putih. Paspor dan ponselnya dirampas oleh para pelaku. Korban kemudian dibawa ke sebuah tempat bernama “Camp” di Myanmar utara, yang diduga merupakan markas operasi kejahatan online scam yang dijalankan oleh kelompok kriminal asal China dan milisi lokal.
Di tempat itu, Kravtsova diperintahkan untuk melakukan "penipuan asmara, penipuan cinta" dengan menargetkan pria kaya. Modusnya adalah membangun hubungan emosional untuk kemudian memeras uang dari para korban. Namun, Kravtsova diduga gagal memenuhi target yang ditetapkan oleh sindikat.
Mengutip laporan dari media Ukraina UNN, kelompok penculik sempat meminta tebusan sebesar US$500.000 (sekitar Rp8,2 miliar) kepada keluarga korban agar jenazah Kravtsova dikembalikan. Namun, ketika uang tidak kunjung dikirim, pihak penculik menyatakan bahwa jasad Kravtsova telah dikremasi.
Baca Juga: Model Italia Pamela Genini Ditemukan Tewas, Diduga Ditikam 24 Kali oleh Mantan Kekasih
“Kravtsova dijual ke organisasi perdagangan organ, organnya diambil, dan jasadnya dikremasi,” demikian pesan yang diterima oleh keluarga korban.
Sebelum dikremasi, sejumlah organ tubuh Kravtsova diduga telah diambil untuk dijual di pasar gelap. Dugaan ini semakin menguat setelah sumber kepolisian Myanmar menyebut bahwa Kravtsova sebenarnya sejak awal telah "menerima kontak palsu dari kelompok kriminal dan bukan agen model." Polisi juga menambahkan, “Ia dibawa langsung dari Thailand ke Myanmar utara dan dijual sebagai budak.”
Vera Kravtsova diketahui pernah menetap di Saint Petersburg, Rusia, setelah menyelesaikan pendidikannya di universitas. Ia bekerja sebagai model lepas dan bahkan pernah menjadi peserta ajang pencarian bakat The Voice versi Belarusia.
Menanggapi kasus ini, pemerintah Belarusia akhirnya buka suara. Duta Besar Belarus untuk Vietnam merangkap Myanmar, Vladimir Borovikov, mengonfirmasi bahwa pihaknya menerima laporan kehilangan seorang warga negara Belarusia di Myanmar atau Thailand pada 9 Oktober. Meski tidak menyebut nama Kravtsova secara langsung, Borovikov menjelaskan bahwa pemerintah segera mengambil langkah diplomatik untuk membantu proses pencarian.
"Setelah permohonan diterima, tanpa penundaan dan sesuai prosedur yang ditetapkan, kedutaan mengirimkan pertanyaan ke badan-badan kebijakan luar negeri dan penegak hukum negara-negara itu dan menjalin kontak langsung," kata Borovikov, dikutip Belta.
Ia menambahkan bahwa kantor konsulat kehormatan Belarus di Bangkok dan Yangon juga telah dilibatkan. Berdasarkan informasi yang diterima, perempuan tersebut diketahui meninggalkan Bangkok menuju Yangon melalui udara pada 20 September dan sejak itu dinyatakan hilang.
“Belum ada informasi kredibel tambahan mengenai keberadaan dan status hukumnya. Upaya pencarian di Myanmar masih berlanjut,” ujarnya.
Baca Juga: Ducati Umumkan Jadwal World Premiere, Siap Pamerkan Model Terbaru
Duta besar itu menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan bantuan penuh kepada keluarga korban setelah menerima konfirmasi resmi dari otoritas terkait. Namun, ia juga menyoroti banyaknya informasi palsu yang beredar di media sosial mengenai kasus ini.
“Kami sangat menyesalkan perilaku tak bermoral dan tak bertanggung jawab dari beberapa orang, yang menyebarkan informasi palsu dan tak terverifikasi demi sensasi, sehingga membuat keluarga dan teman-teman perempuan yang hilang semakin menderita,” kata Borovikov.
Kasus penculikan dan pembunuhan Vera Kravtsova menyoroti meningkatnya kejahatan lintas negara di kawasan Asia Tenggara, khususnya di wilayah perbatasan Myanmar yang dikenal menjadi pusat operasi sindikat kriminal internasional. Kejadian ini menjadi peringatan keras bagi para pekerja asing, terutama mereka yang bekerja di industri hiburan dan modeling, untuk lebih berhati-hati terhadap tawaran kerja yang tidak diverifikasi secara resmi.