Sanae Takaichi Terpilih Jadi Perdana Menteri Wanita Pertama Jepang

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Okt 2025, 15:29
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
Arsip - Sanae Takaichi berbicara dalam kampanye pemilihan ketua Partai Demokrat Liberal (LDP) di Tokyo, Jepang (22/9/2025). Arsip - Sanae Takaichi berbicara dalam kampanye pemilihan ketua Partai Demokrat Liberal (LDP) di Tokyo, Jepang (22/9/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id, Tokyo - Jepang resmi mencatat sejarah baru pada Selasa, 21 Oktober 2025, setelah Sanae Takaichi, pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP), memenangkan pemungutan suara di parlemen untuk menjadi perdana menteri perempuan pertama dalam sejarah negara itu.

Takaichi, yang menjadi perdana menteri kelima Jepang dalam lima tahun terakhir, akan memimpin pemerintahan minoritas di tengah berbagai tantangan besar, termasuk kunjungan kenegaraan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dijadwalkan berlangsung pekan depan.

Dilansir dari CNA, dalam pemungutan suara di majelis rendah, Takaichi , yang dikenal sebagai pengagum mendiang Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher , berhasil meraih mayoritas tipis di putaran pertama. Setelah dinyatakan menang, perempuan berusia 64 tahun itu tampak serius saat berdiri dan beberapa kali membungkuk kepada para anggota parlemen sebagai tanda hormat.

Majelis tinggi kemudian juga mengesahkan kemenangannya dalam pemungutan suara lanjutan, setelah sebelumnya Takaichi belum mencapai batas mayoritas. Ia akan secara resmi menjabat setelah bertemu dengan Kaisar Jepang dalam upacara pengangkatan.

Baca Juga: Mengenal Sanae Takaichi yang Siap Catat Sejarah sebagai Perdana Menteri Perempuan Pertama Jepang

Sebelum menjadi perdana menteri, Takaichi, yang memiliki latar belakang unik sebagai mantan pemain drum band heavy metal, terpilih sebagai ketua LDP pada 4 Oktober 2025 lalu. Partai tersebut telah memimpin Jepang hampir tanpa henti selama beberapa dekade, namun belakangan mengalami penurunan dukungan publik.

Enam hari setelah kemenangannya, Partai Komeito memutuskan keluar dari koalisi pemerintahan karena merasa tidak nyaman dengan pandangan konservatif Takaichi serta skandal dana politik yang melibatkan LDP.

Situasi itu mendorong Takaichi membentuk aliansi baru dengan Partai Inovasi Jepang (Japan Innovation Party/JIP) yang berhaluan reformis dan kanan-tengah. Kesepakatan koalisi tersebut ditandatangani pada Senin malam.

 

 

Baca Juga: Profil Sanae Takaichi yang Bakal Jadi PM Perempuan Pertama Jepang

JIP sendiri dikenal mendorong kebijakan pemotongan pajak konsumsi untuk makanan menjadi nol persen, penghapusan donasi korporasi dan organisasi, serta pengurangan jumlah anggota parlemen.

Dalam pernyataannya pada Senin, Takaichi berjanji akan memperkuat fondasi ekonomi Jepang dan menata kembali negara itu agar mampu bertanggung jawab terhadap masa depan generasi mendatang.

"Dia adalah sosok yang tegas, terlepas dari fakta bahwa dia seorang perempuan," ujar Toru Takahashi, warga berusia 76 tahun dari kampung halaman Takaichi di Nara.

"Ia memang bukan seperti Trump, tapi dia tahu betul mana yang benar dan mana yang salah," tambahnya.

 

x|close