Ntvnews.id, Jenewa – Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) melaporkan lebih dari 61.000 anak menjadi korban tewas atau cacat akibat konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza selama dua tahun terakhir.
Juru Bicara UNICEF Ricardo Pires, dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, Selasa, 7 Oktober 2025 menyebut rata-rata satu anak tewas atau terluka setiap 17 menit sejak pecahnya konflik. Ia menilai angka tersebut sebagai tragedi kemanusiaan yang “tidak dapat diterima” dan “sangat mengerikan.”
“Anak-anak di Gaza telah menanggung penderitaan fisik dan mental yang luar biasa. Mereka menyaksikan hal-hal yang seharusnya tidak pernah dilihat atau dialami oleh anak mana pun,” ujar Pires.
Baca Juga: Pilu, Puluhan Ribu Anak Gaza Dirawat Akibat Kurang Gizi
Ia menambahkan, satu dari lima bayi di Gaza lahir prematur, sementara fasilitas medis yang ada tidak mampu memberikan perawatan memadai. Banyak bayi dilaporkan harus bergantian menggunakan masker oksigen demi bertahan hidup.
Seorang balita Palestina yang menderita malnutrisi karena kelaparan dirawat di Rumah Sakit Al-Rantisi di Kota Gaza, 23 Juli 2025. (Xinhua/Rizek Abdeljawad) (Antara)
Menurut UNICEF, tim mereka di Gaza masih menunggu izin untuk membawa inkubator dan ventilator bagi bayi prematur yang dievakuasi dari wilayah utara Jalur Gaza.
“Kami sudah berhasil mengevakuasi bayi-bayi tersebut ke fasilitas lain setelah rumah sakit sebelumnya terpaksa dikosongkan, tetapi hingga kini permintaan untuk memindahkan inkubator masih ditolak,” tutur Pires.
(Sumber: Antara)