Ntvnews.id, Sidoarjo - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa proses evakuasi korban reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, kini telah memasuki tahap akhir. Berdasarkan hasil pemantauan terakhir, masih terdapat sekitar 10 korban yang belum ditemukan.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Budi Irawan, dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 6 Oktober 2025, menjelaskan bahwa proses pembersihan puing-puing bangunan dilakukan secara intensif dengan menggunakan sejumlah alat berat.
“Hari ini kita harapkan akan selesai pembersihan dan evakuasi,” ujarnya kepada pewarta dari posko tanggap darurat di Sidoarjo.
Menurut hasil kajian cepat di lapangan, diperkirakan masih ada sekitar 10 orang yang tertimbun di bawah reruntuhan. Angka tersebut sesuai dengan daftar nama korban hilang yang telah dirilis oleh pihak pesantren.
Baca Juga: Tragedi Ponpes Al Khoziny, AHY Serukan Penegakan Standar Konstruksi Bangunan Publik
Data resmi BNPB per Senin pukul 14.45 WIB mencatat bahwa jumlah korban meninggal dunia mencapai 53 orang, sementara enam korban lainnya masih menjalani perawatan medis. Adapun 97 orang telah dinyatakan sembuh dan tidak lagi memerlukan penanganan lanjutan, termasuk satu korban yang sempat mendapat perawatan singkat.
Selain itu, tim SAR gabungan menemukan lima potongan tubuh manusia yang saat ini masih dalam proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya.
Budi menegaskan bahwa runtuhnya bangunan empat lantai di pondok pesantren tersebut merupakan bencana dengan jumlah korban meninggal dunia terbanyak sepanjang periode Januari hingga Oktober 2025.
Ia juga menyampaikan harapannya agar tragedi ini dapat menjadi pelajaran penting bagi masyarakat dan pemerintah terkait pentingnya perencanaan pembangunan yang aman, pengawasan konstruksi yang ketat, serta peningkatan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana di masa mendatang.
(Sumber: Antara)