Meski Dikenali, Jenazah Korban Tewas Ponpes Ambruk Tetap Harus Diidentifikasi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Okt 2025, 10:20
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Ramses Manurung
Editor
Bagikan
Konferensi pers terkait perkembangan pencarian korban ambruknya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. Konferensi pers terkait perkembangan pencarian korban ambruknya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. (YouTube)

Ntvnews.id, Jakarta - Sembilan jenazah kembali ditemukan di reruntuhan ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. 

Sehingga, total 14 orang jadi korban meninggal dunia dalam peristiwa ini.

Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNP) Letjen Suharyanto, setelah jenazah ditemukan proses identifikasi akan dilakukan oleh petugas terkait.

Meski jenazah dikenali oleh keluarga korban, proses identifikasi tetap dilaksanakan. Hal ini telah disampaikan kepada pihak keluarga korban tewas.

"Tadi malam juga sudah rapat dengan orang tua masyarakat terdampak, sudah dijelaskan mekanisme identifikasi," ujar Suharyanto dalam jumpa pers di posko tanggap darurat, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu, 4 Oktober 2025.

Orang tua korban, tak bisa serta-merta mengeklaim bahwa jenazah ialah anaknya, meski ciri-cirinya telah jelas terlihat.

"Sudah dijelaskan bahwa walaupun sudah diketemukan jenazah ini tidak bisa serta-merta disampaikan kepada ahli waris atau keluarga yang bersangkutan bahwa 'ini adalah jasad si anu' itu tidak bisa," tutur Suharyanto.

Proses identifikasi yang ilmiah harus dilalui terlebih dahulu, sebelum akhirnya jenazah diserahkan dan dibawa pulang keluarga korban untuk dimakamkan.

"Ada proses-proses. Dan saya yakin masyarakat yang disampaikan sudah paham, pun sudah menerima," tutur Suharyanto.

Sebelumnya, Tim SAR gabungan masih melakukan evakuasi korban ambruknya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Hingga kini, total korban tewas sebanyak 14 orang.

"Total korban tercatat sebanyak 167 orang. Dari jumlah tersebut, 118 orang telah ditemukan dengan rincian; 103 orang dalam kondisi selamat, 14 orang meninggal dunia dan satu orang kembali ke rumah tanpa memerlukan penanganan medis lanjutan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Sabtu, 4 Oktober 2025.

Dari korban selamat, sebanyak 14 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit, 89 orang telah diperbolehkan pulang, serta satu orang dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto.

"Sementara itu, sebanyak 49 orang lainnya (berdasarkan daftar absensi yang dirilis pihak pondok pesantren) masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan," kata dia.

Data tersebut masuk per pukul 23.05 WIB, Jumat, 3 Oktober 2025. Petugas hingga kini masih melanjutkan proses evakuasi. Evakuasi dilakukan selama 24 jam penuh. Saat ini, fokus evakuasi pada bagian utara.

x|close