Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyiagakan alat berat untuk membantu proses evakuasi bangunan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, yang ambruk dan menelan korban jiwa.
Dody menjelaskan bahwa alat berat telah disiapkan sejak Kamis, namun fokus utama saat ini masih pada penanganan darurat.
“Kemarin baru boleh masuk alat-alat berat, alat berat kita sudah disiagakan (stand by) di sana, namun untuk sementara saat ini (fokus) pada tanggap darurat terlebih dahulu,” ujarnya di Jakarta, Jumat, 3 Oktober 2025.
Ia menambahkan, saat ini berbagai pihak terus berfokus pada tanggap darurat sebelum masuk pada tahap evaluasi penyebab insiden
“Ini fokus tanggap darurat dulu, nanti setelah selesai baru kita kemudian bicara masalah kenapa sampai kejadian ini terjadi dan bagaimana supaya ke depan tidak terjadi lagi,” kata Dody.
Baca Juga: Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo Runtuh, Tim SAR Gerak Cepat Lakukan Evakuasi
Terkait aspek perizinan, Dody menegaskan bahwa Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dikelola oleh pemerintah daerah. Kementerian PU hanya menyiapkan sistem dan selalu berkoordinasi dengan kementerian terkait.
“Karena ponpes di bawah Kementerian Agama jadi kita mesti duduk bertiga, yakni Kementerian Agama, Kemendagri, dan kita Kementerian PU sebagai yang mengelola sistemnya, tapi bertiga harus aktif jadi bagaimana supaya ke depan peristiwa ini tidak terjadi lagi,” ucapnya.
Sementara itu, operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap korban runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny mulai Kamis telah memasuki tahap evakuasi korban meninggal dunia dengan bantuan alat berat.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menjelaskan, keputusan itu diambil setelah tim SAR gabungan tidak lagi menemukan tanda-tanda kehidupan di bawah reruntuhan bangunan empat lantai tersebut.
Berdasarkan data BNPB, hingga Kamis sore sebanyak 108 korban berhasil dievakuasi. Dari jumlah tersebut, 30 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit, 73 orang sudah diperbolehkan pulang, lima orang meninggal dunia, dan 58 orang lainnya masih dalam pencarian.
Baca Juga: Strava Gugat Garmin Atas Dugaan Pelanggaran Paten Fitur Pelacakan Rute
(Sumber: Antara)