Ntvnews.id, Jakarta - Perseteruan muncul antara dua raksasa teknologi kebugaran, Strava dan Garmin, setelah Strava resmi mengajukan gugatan hukum dengan tuduhan Garmin melanggar hak patennya terkait dua fitur populer, yakni map segments dan heat maps.
Menurut laporan Engadget pada Jumat, Strava menilai Garmin melanggar Perjanjian Kerja Sama Induk dengan mengembangkan fitur heat maps secara independen. Strava meminta pengadilan melarang Garmin menjual produk apa pun yang menyertakan fitur tersebut, termasuk sebagian besar perangkat keras Garmin serta layanan Garmin Connect.
Langkah hukum ini mengejutkan industri teknologi kebugaran, sebab Strava dan Garmin dikenal menjalin kemitraan erat selama lebih dari satu dekade, termasuk integrasi lintas platform. Namun, pengamat seperti DC Rainmaker menilai argumen Strava berpotensi lemah di pengadilan.
Baca Juga: Tren Strava Kulkas Meresahkan, Petugas Minimarket Jadi Korban Gegara Tak Dibayar
Keanehan lain dalam gugatan ini adalah Strava menuding pelanggaran telah berlangsung lama, namun baru sekarang mengambil jalur hukum. Situasi makin menarik ketika Chief Product Officer Strava, Matt Salazar, menyinggung masalah ini di forum Reddit. Ia menyebut gugatan dipicu aturan baru Garmin untuk mitra API yang mewajibkan logo Garmin tampil di berbagai konten aktivitas pengguna.
Salazar beralasan kebijakan itu mengganggu independensi Strava dan dianggap tidak perlu. Meski demikian, sejumlah pihak menilai keluhannya lebih menyerupai ketidakpuasan terhadap branding ketimbang isu perlindungan data.
Meski gugatan ini menimbulkan tanda tanya di industri, para analis memperkirakan konsumen tetap bisa menggunakan layanan Garmin dan Strava tanpa gangguan berarti.
(Sumber : Antara)