Tren Strava Kulkas Meresahkan, Petugas Minimarket Jadi Korban Gegara Tak Dibayar

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 17 Jun 2025, 10:00
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Tren Strava Kulkas Meresahkan, Petugas Minimarket Jadi Korban Tren Strava Kulkas Meresahkan, Petugas Minimarket Jadi Korban (TikTok)

Ntvnews.id, Jakarta - Tren terbaru bernama Strava Kulkas belakangan ini menimbulkan keresahan. Tren ini awalnya hanya dianggap sebagai lelucon digital.

Namun, aksi-aksi yang ditampilkan justru kini berimbas langsung pada para petugas dan pemilik minimarket. Mereka menjadi pihak yang paling dirugikan akibat aksi tanpa tanggung jawab demi konten viral.

Strava adalah aplikasi yang biasanya digunakan oleh pelari atau pesepeda untuk melacak aktivitas olahraga mereka melalui GPS. Lewat aplikasi ini, pengguna bisa memamerkan rute yang sudah mereka tempuh dalam bentuk peta digital yang estetik dan membanggakan.

Namun, muncul varian tren yang tak biasa. Dalam tren ini, pengguna Strava pura-pura mencatat “aktivitas olahraga” mereka saat berdiri diam di depan kulkas, baik di rumah maupun di toko, sehingga hasil rutenya hanya berupa satu titik statis di peta.

Aksi ini ramai diparodikan di TikTok dan Instagram, banyak yang menirukan gaya sedang berolahraga sambil berdiri mematung di depan kulkas, seolah sedang memilih minuman dan di situlah masalah bermula.

Alih-alih hanya berpura-pura, beberapa orang benar-benar mengambil minuman dari kulkas minimarket, membukanya, bahkan meminumnya dan kemudian meletakkannya kembali ke rak tanpa membayar.

Konten semacam ini banyak muncul di media sosial, dan salah satu yang paling viral diunggah oleh akun TikTok @_srirezeki23. Dalam video tersebut, seorang petugas minimarket menunjukkan sebuah botol minuman yang sudah diminum sebagian dan dikembalikan ke kulkas. Sang petugas menyindir dalam caption:

“Buat tren sanggup. Bayar ga sanggup.”

Kalimat itu mencerminkan kejengkelan yang nyata, karena selain melanggar norma etika, tindakan tersebut menyebabkan kerugian langsung bagi toko. Respons publik terhadap fenomena ini pun berubah. Jika sebelumnya dianggap sekadar hiburan, kini banyak yang mengecam perilaku para pelaku tren Strava Kulkas, terutama mereka yang tidak bertanggung jawab.

Fenomena Strava Kulkas menjadi contoh nyata bahwa tren digital yang berangkat dari kreativitas bisa berbalik arah menjadi tindakan yang merugikan, jika tak disertai kesadaran sosial. Ketika dilakukan di tempat umum dan melibatkan properti orang lain, seperti produk di minimarket, maka batas antara hiburan dan pelanggaran etika pun dilanggar.

x|close