Polisi Masih Investigasi Penyebab Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Okt 2025, 18:45
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Kapolda Jatim Irjen Polisi Nanang Avianto (tengah) memberikan penjelasan kepada sejumlah wartawan saat meninjau Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (3/10/2025). Kapolda Jatim Irjen Polisi Nanang Avianto (tengah) memberikan penjelasan kepada sejumlah wartawan saat meninjau Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (3/10/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Inspektur Jenderal Polisi Nanang Avianto, menyampaikan bahwa hingga kini pihak kepolisian masih mendalami penyebab runtuhnya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, yang terjadi pada Senin, 29 September 2025.

"Ini kan harus dilihat dari awal semuanya. Dari proses saat runtuhnya ini sudah kita dokumenkan, kita ambil dokumentasinya. Dan ini harus sampai menyeluruh penyelidikannya dan kita juga harus ada panduan dari tim ahli konstruksi," ujar Kapolda kepada wartawan saat meninjau lokasi bangunan yang ambruk di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jumat, 3 Oktober 2025.

Ia menegaskan bahwa proses penyelidikan tidak akan maksimal apabila tidak ditelusuri dari awal pembangunan, mulai dari struktur bawah hingga bagian atas. Karena itu, kepolisian akan melibatkan tenaga ahli di bidang konstruksi.

Baca Juga: Update Terkini Ponpes Rubuh di Sidoarjo, 9 Korban Ditemukan Tewas

"Nah inilah yang harus kami lihat nanti, tapi yang jelas utamanya saat ini adalah masalah kemanusiaan," kata Kapolda.

Saat ini, pihaknya juga melakukan pendataan korban yang dibagi dalam tiga kategori, yakni santri, pengurus pesantren, dan pekerja pembangunan.

"Sementara pendataan dulu dan kita juga sudah pendataan, fokus pada kemanusiaan," ujarnya.

Baca Juga: Basarnas Evakuasi 4 Korban Meninggal Dunia dari Reruntuhan Musala Ponpes Al Khoziny

Berdasarkan data yang telah dihimpun, Kapolda menyebut ada 53 korban yang hingga kini masih belum ditemukan.

Pencarian terus dilakukan dengan penuh kehati-hatian, terutama dalam penggunaan alat berat untuk mengangkat material bangunan yang runtuh.

"Tentunya tidak sembarangan (dalam mencari) sehingga kami libatkan tenaga ahli mengenai konstruksi dan bangunan, dari ITS, PUPR, sehingga pada saat melakukan pemindahan ini, kami harus hati-hati juga karena di situ masih ada beberapa jenazah," tambahnya.

(Sumber: Antara)

x|close