Basarnas Temukan 3 Jenazah Lagi di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Okt 2025, 21:45
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Petugas berjaga saat proses pembongkaran puing bangunan mushalla ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (3/10/2025). Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat (3/10), jumlah korban yang berhasil dievakuasi sebanyak 108 orang dengan rincian 30 orang masih dirawat di rumah sakit, 73 orang sudah diperbolehkan pulang dan 5 orang meninggal dunia serta sebanyak 58 masih dalam pencarian. Petugas berjaga saat proses pembongkaran puing bangunan mushalla ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (3/10/2025). Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat (3/10), jumlah korban yang berhasil dievakuasi sebanyak 108 orang dengan rincian 30 orang masih dirawat di rumah sakit, 73 orang sudah diperbolehkan pulang dan 5 orang meninggal dunia serta sebanyak 58 masih dalam pencarian. (ANTARA)

Ntvnews.id, Sidoarjo - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) kembali menemukan tiga jenazah akibat runtuhnya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo pada Jumat, 3 Oktober 2025 sore, sehingga jumlah korban meninggal dunia yang dievakuasi terus bertambah.

Kepala Kantor Basarnas Surabaya, Nanang Sigit, mengatakan tambahan tiga korban ditemukan secara berurutan pada sore hari, masing-masing pukul 17.15 WIB, 17.20 WIB, dan 17.30 WIB.

“Dengan demikian total korban yang berhasil dievakuasi hari ini sebanyak delapan orang. Sehingga total yang sudah berhasil dievakuasi mencapai 116 orang,” ujarnya.

Baca Juga: Infografik: Penanganan Korban Pesantren Ambruk di Sidoarjo, 3 Tewas

Nanang menjelaskan, dari total korban yang dievakuasi, 13 orang dinyatakan meninggal dunia. Penemuan tersebut masih berada di sektor A3, dekat sektor A2 atau tidak jauh dari titik sebelumnya. Menurutnya, kondisi tubuh korban masih utuh meski sudah tampak pembengkakan.

Ia menuturkan bahwa setiap kali korban terlihat, penggunaan alat berat dihentikan sementara hingga proses evakuasi selesai.

“Alat berat tidak digunakan untuk membongkar seluruh puing sekaligus, melainkan membuka akses menuju titik korban,” ucapnya.

Ditambahkannya, pembersihan material reruntuhan telah mencapai sekitar 50 persen. Proses pencarian dilakukan dengan kombinasi metode manual dan alat berat, menyesuaikan kondisi di lapangan.

Nanang menyebut pihak keluarga korban diperkenankan menyaksikan evakuasi secara terbatas melalui perwakilan agar pencarian tetap berjalan konsisten.

“Korban mulai terlihat setelah sebagian beton berhasil dipotong, sehingga akses cahaya masuk ke dalam runtuhan,” katanya.

Baca Juga: Sejumlah Wamen Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Umum HKTI Periode 2025–2030

Ia juga menjelaskan operasi pembongkaran material dan pencarian korban akan terus dilakukan hingga 24 jam ke depan, dengan perkiraan selesai pada Sabtu, 4 Oktober2025 sore.

Dalam operasi tersebut, tim lapangan menggunakan berbagai peralatan khusus, mulai dari search cam flexible Olympus, Xaver 400 wall scanner, hingga multi search leader. Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan dukungan logistik dan peralatan, termasuk 200 kantong jenazah, 250 set alat pelindung diri, serta alat berat seperti crane, excavator breaker, truk jungkit, dan mobil ambulans.

(Sumber: Antara)

x|close