Ntvnews.id, Manchester - Polisi telah memastikan identitas dua korban tewas dalam serangan di sebuah sinagoge di Manchester, Inggris yaitu Adrian Daulby (53) dan Melvin Cravitz (66). Tiga korban lainnya saat ini dirawat di rumah sakit dengan luka serius setelah seorang pria menabrakkan mobil ke kerumunan dan menikam beberapa orang pada Kamis, 2 Oktober 2025.
Insiden terjadi bertepatan dengan Yom Kippur, hari paling suci dalam kalender Yahudi, dan telah diklasifikasikan oleh kepolisian sebagai serangan teroris.
Dilansir dari BBC, Jumat, 3 Oktober 2025, pelaku, yang ditembak mati di lokasi kejadian, diidentifikasi sebagai Jihad Al-Shamie (35), warga negara Inggris keturunan Suriah. Menteri Dalam Negeri Inggris menyatakan bahwa pelaku sebelumnya tidak dikenal pihak berwenang.
Shabana Mahmood menjelaskan, “Al-Shamie tidak dikenal oleh kepolisian kontra-terorisme,” dan menambahkan bahwa pelaku tidak pernah dirujuk ke program pencegahan terorisme Inggris, Prevent.
Serangan dimulai ketika mobil yang dikendarai Al-Shamie menabrak kerumunan di luar Sinagoga Heaton Park Hebrew Congregation sekitar pukul 09:30 BST pada Kamis.
Baca Juga: Inggris dan Kanada Jadi Negara G7 Pertama yang Akui Palestina
Kepala Rabbi Inggris, Sir Ephraim Mirvis, menyebut insiden ini sebagai “akibat tragis dari gelombang kebencian terhadap Yahudi yang tiada henti.
“Kejadian Kamis adalah hari yang kami harap tidak akan pernah terjadi, tapi dalam hati kami, kami tahu itu akan datang. Ini bukan hanya serangan terhadap komunitas Yahudi, tetapi juga serangan terhadap dasar-dasar kemanusiaan itu sendiri," tambahnya.
Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, mengecam pelaku sebagai “individu keji” yang melakukan serangan “mengerikan”, dan berjanji melakukan “segala yang bisa dilakukan” untuk melindungi masyarakat Yahudi serta melawan kebencian antisemit.
Polisi Greater Manchester menyatakan dukungan bagi keluarga kedua korban meninggal. Det Ch Supt Lewis Hughes mengatakan, “Belasungkawa terdalam saya sampaikan kepada keluarga Mr. Daulby dan Mr. Cravitz pada masa yang sangat sulit ini. Petugas penghubung keluarga yang terlatih telah berkomunikasi dengan mereka dan akan terus mendampingi selama proses pemeriksaan kematian. Meskipun ada prosedur yang harus diikuti, kami berkomitmen untuk memperhatikan preferensi budaya dan sensitivitas, serta memastikan keinginan para korban dan keluarga mereka dihormati.”
Hughes menambahkan, kedua korban berasal dari Crumpsall.
Kementerian Dalam Negeri menyebut bahwa pemeriksaan jenazah dijadwalkan berlangsung pada hari ini.
Seorang tetangga yang tinggal dekat rumah pelaku di Prestwich mengatakan polisi datang “dengan bersenjata lengkap” pada Kamis malam. Simon Barlass menuturkan bahwa ia jarang berbicara dengan Al-Shamie, hanya melihatnya pergi ke toko atau berolahraga di kebunnya.
Ia menambahkan, “Memiliki seseorang seperti itu tinggal di kompleks perumahan saya, itu menakutkan.”