CEO Danantara Sebut Merger Pelita Air-Garuda Indonesia untuk Efisiensi dan Optimalisasi Aset

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Sep 2025, 14:38
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani (NTVnews.id)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara menegaskan bahwa rencana penggabungan (merger) antara maskapai Pelita Air dan Garuda Indonesia dilakukan dengan tujuan mengoptimalkan aset sekaligus meningkatkan efisiensi perusahaan milik negara.

CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan pihaknya masih menelaah proses merger tersebut. Penggabungan Pelita Air, yang merupakan anak usaha Pertamina, dengan Garuda Indonesia diharapkan dapat membawa perbaikan dari sisi operasional maupun pemanfaatan aset.

"Intinya kan untuk supaya lebih efisien, lebih meningkatkan produktivitas, dan juga mengoptimalkan aset-aset yang ada, baik dari segi jam terbangnya, dan part pesawat, dan lain-lain. Lagi dievaluasi semua," kata Rosan saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, 16 September 2025.

Baca Juga: Erick Thohir: Kajian Penggabungan Pelita Air dan Garuda Ditangani Danantara

Rosan menambahkan bahwa proses evaluasi masih berlangsung untuk memastikan agar kedua maskapai mampu beroperasi secara lebih produktif.

"Lagi dievaluasi semua," ujarnya.

PT Pertamina (Persero) sendiri tengah memfokuskan bisnisnya pada sektor inti, yakni migas dan energi terbarukan. Dengan demikian, sejumlah anak usaha di luar bisnis utama, seperti Pelita Air, diarahkan untuk digabungkan dengan perusahaan sejenis melalui mekanisme yang diatur Danantara.

Selain Pelita Air, Pertamina juga menyiapkan langkah serupa untuk beberapa anak usaha lain di sektor asuransi, kesehatan, hospitality, serta Patra Jasa, sesuai roadmap yang telah ditetapkan.

Baca Juga: Danantara Dorong Proyek “Waste to Energy” Atasi Persoalan Sampah Kota

Di sisi lain, Pertamina berencana menggabungkan tiga anak usahanya, yaitu Kilang Pertamina Internasional (KPI), Pertamina International Shipping (PIS), dan Pertamina Patra Niaga (PPN), dengan target penyelesaian pada akhir 2025.

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengungkapkan bahwa tantangan global menjadi salah satu alasan penggabungan tersebut. Menurutnya, saat ini permintaan terhadap minyak dunia menurun, sementara kapasitas produksi kilang semakin meningkat karena banyaknya pembangunan kilang baru.

Ia menjelaskan, kondisi tersebut berdampak pada mengecilnya margin keuntungan Kilang Pertamina Internasional, yang turut berpengaruh pada kinerja Pertamina secara keseluruhan. Oleh sebab itu, merger tiga anak usaha tersebut diharapkan dapat membuat operasional perusahaan lebih efektif dan adaptif terhadap dinamika pasar global.

x|close