Pertamina Tinjau Kemungkinan Penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Sep 2025, 17:44
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Pelita Air Luncurkan #TasteTheJourney Challenge di TikTok Pelita Air Luncurkan #TasteTheJourney Challenge di TikTok (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - PT Pertamina (Persero) tengah meninjau kemungkinan penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia. Langkah ini diambil agar perusahaan bisa lebih fokus pada bisnis inti, yakni migas dan energi terbarukan.

“Kami sedang penjajakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia,” ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI yang disiarkan melalui YouTube DPR RI di Jakarta, Jumat, 12 September 2025.

Penggabungan ini sejalan dengan upaya Pertamina memperkuat bisnis inti di sektor minyak dan gas (migas) serta energi terbarukan. Oleh sebab itu, lini usaha di luar fokus utama akan dilepas atau digabungkan dengan perusahaan sejenis, sesuai roadmap yang dikendalikan Danantara.

Baca Juga: Komisi VI DPR Dukung Integrasi 3 Subholding Pertamina

“Dengan demikian, untuk beberapa usaha, kami akan melakukan spin-off dan tentunya mungkin akan di bawah koordinasi dari Danantara. Kita gabungkan clustering dengan perusahaan-perusahaan sejenis,” kata Simon.

Selain Pelita Air, Pertamina juga menyiapkan langkah serupa di sejumlah lini usaha lain, termasuk asuransi, layanan kesehatan, hospitality, dan Patra Jasa, yang akan diarahkan mengikuti peta jalan konsolidasi Danantara.

Lebih jauh, Pertamina juga berencana menggabungkan tiga anak usahanya, yakni Kilang Pertamina Internasional (KPI), Pertamina International Shipping (PIS), dan Pertamina Patra Niaga (PPN), dengan target rampung pada akhir 2025.

Baca Juga: Peran Masyarakat Ulubelu pada Ekosistem Hidrogen Hijau Pertamina

 

Simon menjelaskan bahwa kondisi global saat ini menekan keuntungan Pertamina. Permintaan minyak menurun, sementara produksi kilang meningkat akibat banyaknya kilang baru.

“Dengan kondisi yang kurang menguntungkan bagi kami, kilang ini marginnya semakin kecil,” ujar Simon.

Kecilnya margin yang diperoleh Kilang Pertamina Internasional berdampak pada keseluruhan kinerja Pertamina. Oleh sebab itu, Simon memutuskan untuk menggabungkan KPI, PIS, dan PPN agar operasional perusahaan lebih efektif.

(Sumber: Antara)

x|close