Ntvnews.id, Jakarta - Lingkaran dekat Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan tidak ditemukan “bukti kuat” yang mendukung klaim adanya serangan pesawat nirawak (drone) ke kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin yang dituding dilakukan oleh Ukraina.
Sumber di Istana Elysee mengungkapkan bahwa informasi yang disampaikan otoritas Rusia terkait insiden tersebut dinilai tidak konsisten. Perbedaan keterangan mencakup jumlah drone yang disebut digunakan hingga lokasi yang diklaim menjadi sasaran serangan.
“Tidak ada bukti kuat yang dapat menguatkan tuduhan serius yang dilontarkan otoritas Rusia, bahkan setelah dilakukan verifikasi silang dengan para mitra kami,” ujar sumber tersebut kepada BFMTV, Rabu 31 Desember 2025.
Presiden Rusia Vladimir Putin (President of Rusia)
Pernyataan itu muncul menyusul klaim Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov yang pada Senin menyebut Ukraina telah melancarkan serangan menggunakan 91 drone ke kediaman resmi Presiden Putin di wilayah Novgorod pada malam 29 Desember.
Baca Juga: Kremlin Sebut Upaya Serangan Kiev ke Kediaman Putin sebagai Aksi untuk Gagalkan Negosiasi
Lavrov mengatakan seluruh drone tersebut berhasil ditembak jatuh dan memastikan tidak ada korban jiwa maupun kerusakan akibat puing-puing serangan.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy membantah keras tuduhan Rusia. Ia menilai klaim tersebut justru merusak berbagai capaian diplomatik yang telah dibangun bersama Amerika Serikat.
Zelenskyy juga menuding tudingan itu digunakan Rusia sebagai alasan untuk membenarkan rencana serangan lanjutan terhadap Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin. (ANTARA/Xinhua/Cao Yang/aa.) (Antara)