Ntvnews.id, Istanbul - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan kemarahannya atas serangan drone terhadap kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin di tengah perundingan perdamaian. Pernyataan itu disampaikan Trump pada Senin, 29 Desember 2025.
"Saya tak menyukainya. Ini tidak baik," kata Trump kepada wartawan mengenai serangan yang dibantah oleh Ukraina.
"Presiden Putin memberi tahu saya pagi-pagi. Dia mengatakan dirinya diserang. Ini tidak baik," tambahnya. Trump menegaskan serangan terhadap kediaman Putin berbeda dengan operasi di medan perang.
"Bersikap ofensif itu satu hal … menyerang rumahnya adalah hal lain. Ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan hal seperti itu," ujar Trump. "Saya sangat marah soal ini."
Namun, Trump juga menyebut "ada kemungkinan" serangan itu tidak terjadi dan "kita akan mengetahuinya." Ia menyinggung keputusan sebelumnya untuk menghentikan pengiriman rudal jelajah jarak jauh Tomahawk kepada Ukraina.
Baca Juga: Trump Sebut Proses Perdamaian Ukraina Bisa Berlangsung Lama, Kok Bisa?
Pertemuan Presiden Donald Trump dan Presiden Vladimir Putin akan berlangsung pada Jumat, 15 Agustus 2025, di Alaska. (Foto: Reuters)
"Saya tidak menginginkannya, karena kita sedang berada dalam periode yang sangat sensitif. Ini bukan waktu yang tepat," katanya.
Trump menjelaskan bahwa percakapannya dengan Putin terjadi pada Senin pagi, berbeda dengan percakapan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang berlangsung pada Minggu malam waktu Rusia. "Kami melakukan pembicaraan yang sangat baik … sangat produktif," ujar Trump.
Ia menambahkan masih ada hambatan menuju perdamaian, dengan sejumlah isu yang menurutnya "sangat rumit." "Jika kita bisa menyelesaikannya, Anda akan mendapatkan perdamaian," kata Trump.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuding Ukraina menyerang kediaman Putin menggunakan 91 drone serang jarak jauh. Lavrov mengatakan Rusia akan meninjau kembali posisinya dalam pembicaraan perdamaian dengan Ukraina menyusul serangan itu, namun menegaskan Rusia tidak akan menarik diri dari proses perundingan dengan AS.
Ajudan Presiden Rusia, Yuri Ushakov, menyatakan Putin memberi tahu Trump bahwa serangan tersebut "tidak akan dibiarkan tanpa balasan." Zelenskyy membantah tudingan itu, yang menurutnya bertujuan "merusak seluruh capaian upaya diplomatik" Ukraina dengan AS dan sekaligus membenarkan serangan baru Rusia ke Ukraina.
(Sumber: Antara)
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump berjalan menuju tempat pertemuan tingkat tinggi di di Anchorage, Alaska, pada 15 Agustus 2025. /Anadolu/HO-Kremlin Press Office (Antara)