Ntvnews.id, Moskow - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan bahwa upaya Kiev menyerang kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin merupakan tindakan terorisme yang bertujuan mengacaukan proses perundingan.
“Ini adalah tindakan teroris yang bertujuan untuk mengganggu proses negosiasi, yang ditujukan tidak hanya kepada presiden Putin secara pribadi, tetapi di sini saya ingin mengingatkan pidato Natal (Volodymyr) Zelenskyy dan kata-kata yang dia sampaikan kepada Putin,” ujar Peskov, sebagaiman dikutip dari Sputnik, Rabu, 31 Desember 2025.
Peskov menilai bantahan Kiev terkait serangan terhadap kediaman presiden di Wilayah Novgorod sebagai sesuatu yang tidak masuk akal. Ia menyebut serangan drone berskala besar tersebut berhasil digagalkan berkat kinerja sistem pertahanan udara Rusia.
“Tentu saja, kita melihat bahwa Zelenskyy sendiri mencoba menyangkal hal ini, dan banyak media Barat yang bersekutu dengan rezim Kiev, mulai menyebarkan gagasan bahwa ini tidak terjadi,” kata Peskov.
Baca Juga: Kremlin Konfirmasi Warga Rusia Jadi Korban Kecelakaan Pesawat di AS
Saat ditanya apakah terdapat bukti fisik atas serangan tersebut dan apakah Rusia siap menunjukkannya, Peskov mengatakan Kremlin tidak meyakini perlunya menghadirkan “bukti” setelah insiden tersebut.
Selain menyasar Putin, Peskov menambahkan bahwa aksi teror Kiev itu juga ditujukan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump serta upayanya membantu mencari penyelesaian konflik.
pemandangan luar Kremlin di Moskow, Rusia. (ANTARA/Xinhua/Bai Xueqi.)
Namun demikian, Peskov menolak menjawab pertanyaan mengenai keberadaan Presiden Putin pascaserangan maupun kondisi terkininya, dengan alasan hal tersebut bukan konsumsi publik.
Sebelumnya, pada Senin, 29 Desember 2025 Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan bahwa Kiev telah melancarkan serangan ke kediaman presiden Rusia di Wilayah Novgorod menggunakan 91 drone pada malam 28 hingga 29 Desember.
Arsip - Bendera nasional Rusia terlihat di Kremlin, Moskow, Rusia, 6 Januari 2023. (ANTARA)