Media AS Sebut CIA Dalangi Serangan Drone ke Dermaga di Venezuela

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Des 2025, 17:00
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Arsip foto - Tentara AS menyiapkan pesawat pengebom nirawak MQ-9 Reaper Angkatan Udara AS di landasan pacu bekas pangkalan Angkatan Laut Roosevelt Roads, Ceiba, Puerto Rico 25 Desember 2025. ANTARA FOTO/Reuters/Eva Marie Uzcategui/bar. Arsip foto - Tentara AS menyiapkan pesawat pengebom nirawak MQ-9 Reaper Angkatan Udara AS di landasan pacu bekas pangkalan Angkatan Laut Roosevelt Roads, Ceiba, Puerto Rico 25 Desember 2025. ANTARA FOTO/Reuters/Eva Marie Uzcategui/bar. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) dilaporkan melakukan serangan menggunakan pesawat nirawak atau drone terhadap sebuah fasilitas pelabuhan di wilayah pesisir Venezuela pada awal bulan ini. Informasi tersebut dilaporkan oleh CNN pada Senin, 29 Desember 2025.

Mengutip sejumlah sumber, media Amerika Serikat itu menyebutkan bahwa serangan yang sebelumnya tidak dipublikasikan tersebut menyasar sebuah dermaga terpencil. Dermaga itu diyakini oleh pemerintah AS digunakan oleh kelompok penyelundup narkoba Venezuela, Tren de Aragua, sebagai lokasi penyimpanan dan pemuatan narkotika ke kapal.

Menurut laporan tersebut, tidak ada korban jiwa dalam serangan itu karena fasilitas dermaga dalam kondisi kosong saat drone milik AS menghantam lokasi tersebut.

Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa militer AS telah menghancurkan sebuah fasilitas utama di Venezuela. Namun, ia tidak mengungkapkan secara rinci lokasi maupun sasaran dari operasi militer tersebut.

Pada 17 Desember, Trump menetapkan pemerintah Venezuela sebagai “organisasi teroris asing” serta mengumumkan penerapan blokade penuh terhadap seluruh kapal tanker minyak yang dikenai sanksi dan menuju atau keluar dari wilayah Venezuela.

Baca Juga: China: Penyitaan Tanker Venezuela Ancam Stabilitas Pasar Energi Dunia

Trump menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan membiarkan “rezim bermusuhan mengambil minyak, tanah, atau aset lain” yang menurutnya harus “dikembalikan kepada Amerika Serikat.”

Selama ini, Amerika Serikat berdalih bahwa kehadiran militernya di kawasan Karibia bertujuan untuk memerangi perdagangan narkoba. Sejak awal September, Trump juga telah memberikan izin untuk melakukan serangan terhadap kapal-kapal yang diduga terlibat dalam aktivitas penyelundupan narkotika di perairan Venezuela.

Pada November, Trump menyatakan bahwa masa pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro akan segera berakhir. Meski demikian, ia menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki niat untuk berperang dengan Venezuela.

Di sisi lain, pemerintah Venezuela menilai berbagai langkah yang diambil Amerika Serikat sebagai bentuk provokasi yang berpotensi mengganggu stabilitas kawasan. Caracas juga menuding tindakan tersebut melanggar perjanjian internasional yang menetapkan wilayah Karibia sebagai kawasan bebas militer dan senjata nuklir.

(Sumber: Antara)

x|close