Ntvnews.id, Jakarta - Amerika Serikat pada Minggu 21 Desember 2025 mendesak Thailand dan Kamboja untuk segera menghentikan bentrokan bersenjata serta melaksanakan sepenuhnya Kesepakatan Perdamaian Kuala Lumpur, menyusul kembali terjadinya konflik di kawasan perbatasan yang disengketakan kedua negara.
Dalam pernyataan resminya, Departemen Luar Negeri AS menegaskan bahwa Washington terus mendorong kedua pihak untuk menghentikan permusuhan, menarik persenjataan berat, menghentikan pemasangan ranjau darat, serta menjalankan seluruh ketentuan yang tercantum dalam Kesepakatan Perdamaian Kuala Lumpur.
Kesepakatan tersebut mencakup sejumlah mekanisme, termasuk percepatan pembersihan ranjau darat dan penyelesaian persoalan perbatasan yang selama ini menjadi sumber konflik.
AS juga menyatakan dukungannya terhadap rencana pertemuan para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang dijadwalkan berlangsung pada Senin. Pertemuan itu bertujuan membantu Thailand dan Kamboja agar memenuhi komitmen mereka untuk mengakhiri konflik.
Baca Juga: PM Malaysia Hubungi Kamboja dan Thailand Jelang Pertemuan Menlu ASEAN
Thailand dan Kamboja sebelumnya menandatangani perjanjian damai pada Oktober lalu dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia. Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
Namun, implementasi perjanjian itu kemudian ditangguhkan setelah sejumlah prajurit Thailand mengalami luka berat akibat ledakan ranjau darat di salah satu wilayah perbatasan.
Otoritas Thailand melaporkan bahwa sedikitnya 21 tentara Thailand dan satu warga sipil tewas dalam bentrokan yang hingga kini masih berlangsung. Di sisi lain, Kementerian Dalam Negeri Kamboja menyebutkan sebanyak 18 warga sipil Kamboja meninggal dunia dan 78 orang lainnya mengalami luka-luka.
Selain itu, pihak Thailand juga menyatakan bahwa 33 warga sipil lainnya meninggal dunia sebagai dampak tidak langsung dari situasi konflik tersebut.
(Sumber : Antara)
Warga sipil Kamboja meninggalkan rumah mereka di dekat perbatasan dengan Thailand untuk tempat penampungan yang aman di provinsi Siem Reap, Kamboja, Senin 8 Desember 2025. ANTARA/Xinhua/HO-Agence Kampucheaua Presse???????/aa. (Antara)