Heboh Karyawan Pabrik Boneka di Cianjur Kesurupan Massal hingga 2 Kali

Ntvnews.id, Cianjur - Suasana mencekam menyelimuti PT Aurora Word, sebuah pabrik garmen produksi boneka yang berlokasi di Jalan Raya Bandung, Desa Selajambe, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, pada Senin, 24 November 2025.

Ribuan karyawan panik dan berhamburan keluar gedung setelah puluhan pekerja mengalami kesurupan massal, dalam dua insiden terpisah yang terjadi dalam waktu singkat.

Insiden pertama tercatat terjadi sekitar pukul 08.30 WIB, dan kembali muncul insiden serupa sekitar pukul 09.20 WIB, yang membuat aktivitas produksi di pabrik terpaksa dihentikan sementara karena situasi menjadi tidak kondusif.

Baca Juga:Cek Fakta: Prabowo Bebastugaskan AHY

Menurut keterangan saksi, insiden bermula sekitar pukul 09.00 WIB ketika seorang karyawan di ruang produksi tiba-tiba tertusuk jarum jahit dan berteriak kesakitan. Teriakan ini memicu reaksi berantai di antara pekerja lain, yang ikut menjerit, menangis, dan bahkan terjatuh tidak sadarkan diri.

“Berhamburan keluar gedung, ada juga yang membantu menenangkan dan membawa ke tempat aman,” kata seorang karyawan berinisial I (22).

"Ketika saya lagi kerja tiba-tiba terdengar jeritan histeris di salah satu gedung. Sekitar 20 orang tergeletak dan sebagian berlarian keluar,” tambahnya.

Situasi ini kemudian berkembang menjadi kesurupan massal, memicu kepanikan di hampir seluruh area pabrik.

Baca Juga:Kevin Diks Susah Tidur 4 Hari Usai Timnas Indonesia Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026

Kapolsek Sukaluyu, AKP Akhmad Tri Lesmana, membenarkan insiden tersebut dan memastikan korban telah ditangani. Menurut Akhmad, total sekitar 30 karyawan mengalami kesurupan. Penanganan dilakukan secara internal dengan bantuan ustaz atau ahli spiritual yang juga bekerja di pabrik.

“Mereka yang menjadi korban sudah ditenangkan oleh ustad yang juga karyawan. Setelah tenang, para korban dipulangkan ke rumah masing-masing untuk istirahat,” jelas Kapolsek.

Hingga Selasa, 25 November 2025, situasi di PT Aurora Word mulai berangsur normal. Namun, pihak perusahaan belum memberikan pernyataan resmi terkait penyebab pasti insiden maupun langkah antisipasi untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.