Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Turki menyebut sekitar 200 warga sipil saat ini masih terjebak di jaringan terowongan bawah tanah Jalur Gaza, dan tengah melakukan upaya diplomatik untuk memastikan keselamatan mereka.
“Kami sedang berupaya memastikan jalur aman bagi sekitar 200 warga sipil Gaza yang saat ini terjebak di terowongan,” ujar seorang pejabat tinggi Turki seperti dikutip Reuters, Senin, 20 November 2025.
Sebelumnya, Financial Times melaporkan bahwa Amerika Serikat menekan Israel agar mengizinkan sekitar 150 anggota kelompok Hamas keluar dari terowongan Gaza dengan imbalan pelucutan senjata.
Laporan tersebut menyebut para militan itu bersembunyi di wilayah selatan Jalur Gaza, yang masih berada dalam “garis kuning” atau area yang dikendalikan oleh pasukan Israel berdasarkan perjanjian gencatan senjata.
Baca Juga: 8 Negara Siap Tangkap Netanyahu atas Tuduhan Kejahatan Perang di Gaza
Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 10 Oktober. Berdasarkan perjanjian itu, Hamas membebaskan 20 sandera yang ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023, sehingga seluruh sandera yang masih hidup telah dipulangkan.
Sebagai balasannya, Israel membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina, termasuk sejumlah narapidana dengan vonis penjara seumur hidup.
Hingga kini, Hamas dilaporkan masih menyerahkan jenazah sandera yang meninggal selama masa penahanan. Total 22 jenazah telah dikembalikan dan diidentifikasi oleh pihak Israel, sementara enam jenazah lainnya diyakini masih berada di Gaza.
(Sumber : Antara)
Ilustrasi - Bendera Negara Turki. ANTARA/Anadolu/py. (Antara)