Ntvnews.id, Taheran - Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengeluarkan peringatan serius bahwa ibu kota Teheran menghadapi ancaman kekurangan air parah jika hujan tidak turun sebelum akhir tahun ini. Ia bahkan menyebut kemungkinan evakuasi massal warga jika kondisi kekeringan terus berlanjut.
"Jika tidak turun hujan, kita harus mulai menjatah air di Teheran antara akhir November dan awal Desember,” kata Pezeshkian dalam pidatonya yang disiarkan televisi pemerintah, seperti dilansir dari AFP, Minggu, 9 November 2025.
"Bahkan jika kita menjatahnya dan hujan masih belum turun saat itu, kita akan kehabisan air, kita harus mengevakuasi Teheran.” tambahnya.
Meski begitu, hingga kini belum ada rincian lebih lanjut mengenai bagaimana proses evakuasi tersebut akan dilakukan.
Baca Juga: Pagi Ini 33 RT di Jakarta Kebanjiran
Kekeringan berkepanjangan telah menjadi masalah nasional di Iran. Kota Teheran, yang dihuni lebih dari 10 juta orang, sangat rentan terhadap krisis air karena curah hujan yang terus menurun setiap tahunnya.
Pada hari Minggu, Direktur Perusahaan Air Regional, Behzad Parsa, memperingatkan bahwa waduk utama yang memasok air ke Teheran hanya memiliki cadangan untuk dua minggu ke depan.
Baca Juga: BMKG: NTT dan NTB Alami Kekeringan Terpanjang Selama Musim Kemarau 2025
Menurut kantor berita Tasnim, tingkat curah hujan di Iran tahun ini hanya mencapai 152 milimeter, turun 40 persen dibandingkan rata-rata curah hujan selama 57 tahun terakhir.
Penurunan curah hujan secara drastis dan berkurangnya pasokan air dari bendungan telah memperburuk situasi, menjadikan Iran menghadapi salah satu kekeringan terburuk dalam beberapa dekade terakhir.
Sebagai langkah penghematan, pemerintah telah memutus pasokan air di beberapa wilayah Teheran dalam beberapa bulan terakhir, sementara pemadaman listrik sering terjadi selama musim panas.
Pada bulan Juli dan Agustus, pemerintah bahkan menetapkan dua hari libur nasional untuk menghemat air dan energi, menyusul gelombang panas ekstrem yang menyebabkan pemadaman listrik hampir setiap hari.
Krisis ini menjadi peringatan keras bagi pemerintah Iran untuk segera mengambil langkah darurat guna mencegah bencana kemanusiaan di salah satu kota terbesar di Timur Tengah.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian saat menghadiri konferensi pers di Teheran, Iran, pada 16 September 2024. (ANTARA)