Iran Sindir Seruan Perdamaian Trump di Parlemen Israel: Bertentangan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Okt 2025, 07:40
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada Rabu, 8 Oktober 2025 di Truth Social bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui fase pertama rencana perdamaian Gaza. ANTARA/Xinhua. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada Rabu, 8 Oktober 2025 di Truth Social bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui fase pertama rencana perdamaian Gaza. ANTARA/Xinhua. (Antara)

Ntvnews.id, Taheran - Pemerintah Iran menyindir pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyerukan perdamaian saat berpidato di hadapan parlemen Israel (Knesset). Teheran menilai ajakan damai dari Trump tidak sejalan dengan tindakan Washington, terutama serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran pada Juni lalu.

Dilansir dari AFP, Rabu, 15 Oktober 2025, dalam pernyataannya Kementerian Luar Negeri Iran menyebut, "Keinginan untuk perdamaian dan dialog yang disampaikan Presiden AS bertentangan dengan perilaku bermusuhan dan perilaku kriminal Amerika Serikat terhadap rakyat Iran."

Diketahui, pada pertengahan Juni 2025, Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Iran, menghantam fasilitas nuklir, instalasi militer, dan kawasan permukiman hingga menewaskan lebih dari 1.000 orang. Konflik bersenjata selama 12 hari itu juga melibatkan Amerika Serikat, yang turut mengebom beberapa fasilitas nuklir utama Iran.

Akibatnya, perundingan nuklir tingkat tinggi antara Teheran dan Washington yang tengah berlangsung saat itu gagal total. Sebagai respons, Iran meluncurkan serangan balasan dengan rudal dan drone yang menewaskan puluhan warga Israel. Pertempuran berakhir setelah gencatan senjata diberlakukan pada 24 Juni 2025.

Baca Juga: Soal Mic Bocor Obrolan Prabowo-Trump, Ini Tanggapan Menlu

Dalam pidatonya di Knesset pada Senin, 13 Oktober 2025, Trump mengatakan dirinya ingin mencapai kesepakatan damai dengan Iran, bahkan menegaskan bahwa keputusan untuk berdamai ada di tangan Teheran.

"Kami siap ketika Anda siap, dan ini akan menjadi keputusan terbaik yang pernah dibuat Iran, dan itu akan terjadi," ujar Trump, dikutip dari Reuters.

"Tangan persahabatan dan kerja sama terbuka. Saya mengatakan kepada Anda, mereka (Iran) ingin membuat kesepakatan... akan sangat bagus jika kita bisa membuat kesepakatan." tambahnya.

Namun, pemerintah Iran menilai ucapan Trump penuh kontradiksi. Dalam pernyataan resminya, Teheran mempertanyakan moralitas ajakan damai itu.

"Bagaimana mungkin satu pihak menyerang wilayah permukiman dan fasilitas nuklir suatu negara di tengah negosiasi politik, menewaskan lebih dari 1.000 orang, termasuk perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah, lalu menuntut perdamaian dan persahabatan?" tulis Kementerian Luar Negeri Iran.

Baca Juga: Presiden Mesir El-Sisi: Hanya Donald Trump yang Bisa Wujudkan Perdamaian di Gaza

Lebih lanjut, Trump juga sempat mengatakan bahwa "tidak ada yang lebih bermanfaat" bagi kawasan selain para pemimpin Iran “menolak teroris, berhenti mengancam tetangga mereka, berhenti mendanai proksi militan mereka, dan akhirnya mengakui hak Israel untuk eksis.”

Pernyataan ini kembali memancing kritik keras dari Teheran. Iran menyebut ucapan Trump “tidak bertanggung jawab dan memalukan”, seraya menuding AS sebagai “produsen utama terorisme dan pendukung rezim Zionis yang merupakan teroris dan pelaku genosida.”

Dalam penutup pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Iran menegaskan bahwa, "Amerika Serikat... tidak memiliki wewenang moral untuk menuduh pihak lainnya."

Perseteruan diplomatik ini menjadi babak terbaru dalam ketegangan panjang antara Washington dan Teheran, yang semakin tajam usai konflik bersenjata dengan Israel serta kegagalan upaya rekonsiliasi nuklir kedua negara.

x|close