Ntvnews.id, Jakarta - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), kembali melakukan inspeksi mendadak untuk menyoroti praktik perusahaan besar di Jawa Barat. Kali ini, perhatian KDM tertuju pada pabrik air mineral PT Tirta Investama (Aqua) di Subang.
Dedi Mulyadi menyoroti dampak operasional perusahaan terhadap lingkungan, masyarakat sekitar, dan kondisi infrastruktur. KDM menemukan fakta yang membuatnya marah, salah satunya adalah soal program tanggung jawab sosial (CSR) yang tidak sesuai realita.
"Kelebihan muatan yang hampir tiga kali lipat ini menjadi penyebab utama kerusakan infrastruktur," ujar KDM.
Sorotan utama sidak KDM adalah praktik overload pada armada truk pengangkut air. Truk yang secara resmi memiliki kapasitas 5 ton dipaksa membawa beban hingga 13 ton. Praktik ini tidak hanya membahayakan sopir, tetapi juga menjadi penyebab utama kerusakan jalan provinsi yang baru dibangun.
Baca Juga: Miris! Supir Truk Aqua di Subang Dibayar Hanya Rp125 Ribu Meski Bawa Muatan Berlebih
Dampak kelebihan muatan ini sangat terlihat di sejumlah titik jalan yang sudah retak dan rusak parah. Menurut KDM, kondisi ini menunjukkan ketidakpatuhan perusahaan terhadap regulasi transportasi dan keselamatan publik.
KDM juga menyoroti ketidakadilan terhadap sopir truk. Para sopir yang menanggung risiko membawa muatan berlebih hanya dibayar antara Rp125.000 hingga Rp150.000 per hari.
KDM menilai kondisi ini sebagai bentuk eksploitasi: sopir dipaksa menanggung beban kerja ekstra dan risiko tinggi, sementara fasilitas publik, termasuk jalan, menjadi korban demi meningkatkan keuntungan perusahaan.
KDM menegaskan, perusahaan harus bertanggung jawab penuh atas kerusakan infrastruktur dan praktik kerja tidak adil ini. Sidak ini menjadi peringatan tegas bagi perusahaan besar agar menjalankan operasi sesuai aturan dan tidak mengorbankan masyarakat maupun fasilitas publik.
Baca Juga: BPKN Bakal Panggil Manajemen Danone Terkait Dugaan Penggunaan Air Tanah oleh Aqua
Sementara itu, pihak manajemen Danone Indonesia telah memberikan tanggapan atas isu ini. Dalam keterangan tertulisnya, perusahaan menegaskan bahwa sumber air untuk produk Aqua tidak berasal dari sumur bor, melainkan dari sumber air pegunungan yang terlindungi.
“Air AQUA berasal dari 19 sumber air pegunungan yang tersebar di seluruh Indonesia. Setiap sumber air dipilih melalui proses seleksi ketat yang melibatkan 9 kriteria ilmiah, 5 tahapan evaluasi, Minimal 1 tahun penelitian,” demikian pernyataan resmi Danone.
Perusahaan juga menjelaskan bahwa meskipun air diambil dari akuifer dalam dengan kedalaman 60–140 meter, sumber tersebut tetap tergolong sebagai air pegunungan yang dikelola secara berkelanjutan.
Dedi Mulyadi dan Sopir Truk Aqua (YouTube)