Ntvnews.id, Kyiv - Serangan udara besar-besaran kembali dilancarkan Rusia ke wilayah Kyiv dan sekitarnya, menewaskan sedikitnya enam orang dan memicu pemadaman listrik di seluruh Ukraina. Serangan tersebut menjadi babak baru dalam konflik berkepanjangan yang hampir memasuki tahun keempat.
Serangan terbaru ini terjadi hanya sehari setelah upaya diplomatik untuk mengakhiri perang kembali menemui jalan buntu, menyusul pembatalan pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"Malam ini membuktikan bahwa Rusia tidak merasa cukup tertekan untuk memperpanjang perang," ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melalui media sosial, seperti dikutip dari AFP, Kamis, 23 Oktober 2025.
"Hingga saat ini, sedikitnya 17 orang luka-luka. Sangat disayangkan, enam orang tewas, dengan dua di antaranya masih anak-anak," lanjutnya dalam pernyataan resmi.
Baca Juga: 7 Orang Tewas dalam Serangan Udara Terbaru Rusia di Kyiv
Para jurnalis AFP yang berada di Kyiv melaporkan suara ledakan keras terdengar beberapa kali di tengah malam, dengan kepulan asap tebal terlihat membubung di atas langit ibu kota.
Kementerian Energi Ukraina mengonfirmasi bahwa serangan tersebut juga menyasar infrastruktur energi vital, menyebabkan ribuan warga kehilangan pasokan listrik dan pemanas di tengah musim dingin yang ekstrem.
"Akibat serangan rudal dan drone besar-besaran terhadap infrastruktur energi, pemadaman listrik darurat telah diberlakukan di sebagian besar wilayah Ukraina," terang pernyataan resmi kementerian tersebut.
Baca Juga: Influencer Rusia Ngaku Diculik dan Disiksa di Bali
Di sisi lain, Moskow menyebut pasukannya berhasil mencegat 33 drone Ukraina dalam semalam, namun tidak melaporkan adanya kerusakan besar di wilayah Rusia.
Serangan terbaru ini berlangsung setelah rencana pertemuan damai antara Putin dan Trump di Budapest dibatalkan. Trump sebelumnya menyebut akan melakukan perundingan damai dua minggu setelah percakapan telepon yang disebutnya “produktif.” Namun pada Selasa, 20 Oktober 2025, ia memutuskan untuk menunda pertemuan tersebut dengan alasan tidak ingin menghadiri pertemuan yang “sia-sia.”