Ntvnews.id, Jakarta - Sejumlah pemimpin Uni Eropa (UE) berencana meningkatkan keterlibatan mereka dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan digelar di Budapest.
Dilansir dari Politico, Rabu, 22 Oktober 2025, rencana partisipasi tersebut akan dibahas dalam KTT UE pada 23 Oktober mendatang, dengan tujuan memperkuat posisi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam setiap pembicaraan antara Rusia dan AS. Politico mengutip seorang diplomat yang mengetahui pembahasan ini.
Selain itu, laporan itu juga menyebutkan bahwa para pemimpin Uni Eropa tengah menyusun strategi untuk memperbesar dukungan keuangan dan pasokan senjata kepada Ukraina, sekaligus menyiapkan paket sanksi ekonomi baru terhadap Rusia.
Para diplomat memperkirakan Presiden Zelenskyy akan berbicara langsung kepada para pemimpin Uni Eropa pada forum tersebut, baik melalui tatap muka maupun konferensi video, demi memastikan dukungan politik dan militer dari Eropa menjelang perundingan yang akan datang.
Sebelumnya, pada 16 Oktober, Presiden Putin dan Donald Trump sepakat untuk mengadakan pertemuan di ibu kota Hongaria, Budapest, setelah melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon.
Trump disebut sebagai pihak pertama yang mengusulkan Budapest sebagai lokasi KTT Rusia–AS berikutnya, dan usulan tersebut kemudian disetujui oleh Putin, kata penasihat kepresidenan Rusia, Yury Ushakov.
Baca Juga: Macron Desak Ukraina dan Eropa Dilibatkan dalam Pertemuan Trump–Putin
Sementara itu, pada hari yang sama, para pemimpin Uni Eropa bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengeluarkan pernyataan bersama yang menyatakan dukungan terhadap inisiatif perdamaian yang digagas oleh Trump. Namun, mereka menegaskan bahwa Kiev harus memasuki setiap proses negosiasi dari posisi yang kuat.
Pernyataan yang ditandatangani oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Kanselir Jerman Friedrich Merz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan sejumlah pemimpin Uni Eropa lainnya itu merupakan tanggapan terkoordinasi Eropa terhadap upaya Trump untuk mendorong kesepakatan damai guna mengakhiri perang Rusia–Ukraina.
“Kami sangat mendukung posisi Presiden Trump bahwa pertempuran harus segera dihentikan, dan garis kontak saat ini menjadi titik awal negosiasi,” tulis para pemimpin dalam pernyataan bersama tersebut.
Meski begitu, pernyataan itu juga menegaskan komitmen terhadap prinsip hukum internasional bahwa batas wilayah suatu negara tidak dapat diubah melalui kekerasan. Mereka menuding Rusia berulang kali menghambat upaya perdamaian.
"Taktik mengulur-ulur waktu Rusia telah berulang kali menunjukkan bahwa Ukraina adalah satu-satunya pihak yang serius menginginkan perdamaian," demikian bunyi pernyataan itu.
Dalam dokumen tersebut, para pemimpin Eropa merinci strategi dua arah, yakni dengan memperkuat tekanan ekonomi terhadap Rusia sambil memastikan bahwa Ukraina memiliki kapasitas militer yang cukup untuk bertahan dan menegosiasikan posisi yang lebih kuat.
Baca Juga: Percakapan Putin dan Xi Jinping Bocor, Tentang Apa?
“Oleh karena itu, kami tegas menyatakan bahwa Ukraina harus berada di posisi sekuat mungkin, sebelum, selama, dan setelah gencatan senjata apa pun. Kita harus meningkatkan tekanan terhadap ekonomi Rusia dan industri pertahanannya, hingga Putin siap berdamai,” lanjut pernyataan tersebut.
Sebagai langkah diplomatik yang penting, para pemimpin Uni Eropa juga mengungkapkan bahwa mereka sedang menyiapkan mekanisme untuk menggunakan nilai penuh aset kedaulatan Rusia yang telah dibekukan guna mendukung pemulihan dan pembiayaan pertahanan Ukraina.
Sejak dimulainya perang, negara-negara Barat diketahui telah membekukan aset bank sentral Rusia yang bernilai ratusan miliar dolar AS.
Para pemimpin Eropa dijadwalkan melanjutkan pembahasan mengenai Ukraina akhir pekan ini melalui dua forum utama, yaitu Dewan Uni Eropa di Brussel pada Kamis dan pertemuan Koalisi yang Bersedia (Coalition of the Willing) di London pada Jumat.
Fokus kedua pertemuan tersebut adalah menyelaraskan strategi untuk memperkuat dukungan politik, ekonomi, dan militer terhadap Ukraina, sekaligus memastikan kesatuan sikap Eropa menjelang KTT Putin–Trump di Budapest.