Trump Sebut Presiden Kolombia ‘Gembong Narkoba’, Hubungan AS–Bogota di Ujung Tanduk

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Okt 2025, 10:25
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Arsip - Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Arsip - Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (ANTARA)

Ntvnews.id, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan tuduhan serius terhadap Presiden Kolombia Gustavo Petro dengan menyebutnya sebagai “gembong narkoba”, yang membuat hubungan kedua negara semakin tegang.

Dilansir dari Al Arabiya, Selasa, 21 Oktober 2025, Trump menuding kepemimpinan Kolombia gagal memenuhi kewajiban dalam mengendalikan narkoba. Ia menyatakan bahwa AS akan menghentikan “pembayaran dan subsidi skala besar” yang diberikan kepada Kolombia.

“Petro adalah pemimpin narkoba ilegal yang sangat mendorong produksi narkoba secara besar-besaran,” kata Trump dalam pernyataan di media sosial Truth Social.

Ia menuduh produksi narkoba itu bertujuan untuk dijual ke Amerika Serikat, yang menyebabkan banyak kematian dan kehancuran di negaranya.

“Tujuan produksi narkoba ini adalah penjualan produk dalam jumlah besar di Amerika Serikat, yang menyebabkan kematian, kehancuran, dan malapetaka,” ujarnya.

Baca Juga: Trump Bangun Ruang Dansa Gedung Putih Rp4 Triliun, Sayap Timur Mulai Diruntuhkan

Trump juga menyebut pembayaran dan subsidi AS kepada Kolombia sebagai penipuan, tanpa menjelaskan secara rinci bantuan yang dimaksud.

MULAI HARI INI, PEMBAYARAN INI, ATAU BENTUK PEMBAYARAN LAINNYA, ATAU SUBSIDI, TIDAK AKAN LAGI DILAKUKAN,” tegasnya dalam unggahan yang seluruhnya ditulis dengan huruf kapital.

Menanggapi hal itu, Presiden Petro mengatakan bahwa Trump telah “dibodohi oleh para penasihatnya” saat mengumumkan penghentian bantuan AS untuk Kolombia. Dalam pernyataan di media sosial X, Petro menulis bahwa Trump “dibodohi oleh timnya dan para penasihatnya”.

Hubungan antara Washington dan Bogota memang memburuk sejak Trump kembali menjabat. Bulan lalu, otoritas AS bahkan mencabut visa Petro setelah ia ikut dalam demonstrasi pro-Palestina di New York dan menyerukan kepada tentara AS untuk tidak menaati perintah Trump.

Pada tahun lalu, Petro sempat berjanji untuk “menjinakkan” wilayah penghasil koka di Kolombia—tanaman dasar untuk pembuatan kokain—melalui intervensi sosial dan militer berskala besar, namun upaya tersebut dinilai gagal membawa hasil signifikan.

Arsip - Presiden Kolombia Gustavo Petro. /ANTARA/Anadolu/py <b>(Antara)</b> Arsip - Presiden Kolombia Gustavo Petro. /ANTARA/Anadolu/py (Antara)

Baca Juga: Iran Sindir Seruan Perdamaian Trump di Parlemen Israel: Bertentangan

Selain itu, pada September lalu Trump juga memasukkan Kolombia bersama Afghanistan, Bolivia, Myanmar, dan Venezuela ke dalam daftar negara-negara yang dianggap AS telah “terbukti gagal” dalam melaksanakan perjanjian pemberantasan narkotika selama setahun terakhir.

Sementara itu, Amerika Serikat mengumumkan bahwa pasukannya menyerang kapal pemberontak Kolombia yang diduga menyelundupkan narkoba di perairan internasional Amerika Selatan. Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menjelaskan bahwa serangan pada Jumat, 17 Oktober 2025 lalu itu menewaskan sedikitnya tiga awak kapal, yang disebut berafiliasi dengan kelompok gerilya sayap kiri Tentara Pembebasan Nasional (ELN).

Serangan tersebut dilakukan di wilayah operasi Komando Selatan AS, meski tanpa kejelasan lokasi pasti. Hingga kini, pemerintah Kolombia belum memberikan tanggapan resmi.

Washington diketahui telah menempatkan kapal-kapal perangnya di kawasan Karibia, dekat lepas pantai Venezuela, sejak Agustus lalu, dan telah menyerang sedikitnya enam kapal yang diklaim membawa narkoba menuju AS. Serangan itu menewaskan sekitar 27 orang dan memicu pertanyaan mengenai legalitas operasi militer AS di perairan internasional tanpa melalui proses hukum.

Ketegangan semakin meningkat karena Venezuela menuduh operasi itu sebagai upaya terselubung untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro, yang kerap dituduh AS memimpin jaringan kartel narkoba.

Pengumuman Hegseth itu disampaikan hanya sehari setelah Trump menegaskan penghentian bantuan finansial untuk Kolombia, sembari menuduh Presiden Petro sebagai “gembong narkoba” karena membiarkan produksi narkoba tetap meluas di negaranya.

x|close