Ntvnews.id, Gaza - Pejabat tinggi Hamas, Ghazi Hamad, untuk pertama kalinya angkat bicara setelah serangan Israel yang terjadi beberapa hari lalu di Doha, Qatar. Ia menceritakan secara detail momen saat serangan berlangsung serta bagaimana dirinya bisa selamat.
"Kami sedang rapat, bersama delegasi negosiasi dan beberapa penasihat. Kurang dari satu jam setelah kami mulai meninjau proposal Amerika yang kami terima dari mediator Qatar, kami mendengar ledakan keras," ujar Ghazi Hamad, dilansir dari Al Jazeera, Jumat, 19 September 2025
Hamad menuturkan, begitu suara ledakan terdengar, seluruh peserta rapat segera meninggalkan tempat. Ia langsung menyadari bahwa itu adalah serangan dari Israel.
"Kami segera meninggalkan lokasi kejadian, karena kami tahu sejak awal bahwa ledakan itu adalah tembakan Israel. Kami pernah tinggal di Gaza dan mengalami tembakan Israel sebelumnya," tambah Hamad.
Baca Juga: Kelakar Netanyahu Bakal Serang Pemimpin Hamas di Manapun Berada
Dalam serangan tersebut, lima anggota Hamas dan seorang pejabat keamanan Qatar dilaporkan tewas. Hamad mengatakan, lokasi mereka digempur dengan belasan roket.
"Penembakan itu begitu intens, situasinya mengerikan, dan roket-roket terus berjatuhan tanpa henti. Ada sekitar 12 roket dalam waktu kurang dari satu menit, tetapi atas ketetapan Tuhan ... kami selamat dari agresi ini," katanya.
Kritik terhadap Peran AS sebagai Mediator
Kepada Al Jazeera, Hamas menyebut rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang ingin merombak peta politik Timur Tengah membutuhkan respons dari negara-negara Arab.
Baca Juga: Delegasi Hamas Selamat dari Serangan Zionis Israel di Qatar
Hamad juga menyinggung pengalaman pahit Hamas dalam proses negosiasi gencatan senjata. Ia menilai Amerika Serikat tidak layak menjadi mediator karena tidak memiliki kredibilitas.
"Dia (Trump) tidak membuat kami takut," kata Hamad, menanggapi ancaman mantan Presiden AS itu terkait perlakuan terhadap tawanan Israel di Gaza.
Lebih lanjut, Hamad menegaskan bahwa para sandera diperlakukan "sesuai nilai-nilai kami" dan keselamatan mereka hanya terancam akibat tindakan militer Israel.