Ntvnews.id, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung memastikan bahwa kasus campak di Jakarta tidak ada kenaikan.
"Jakarta saat ini hal yang berkaitan dengan campak sebenarnya tidak ada sesuatu peningkatan seperti yang terjadi di provinsi-provinsi lain," kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat, 12 September 2025.
Tambah Pramono, memang ada dua lokasi yang sebelumnya menjadi sorotan terkait campak, yakni Cilincing dan Cengkareng.
Baca Juga: Lantik Bunda PAUD DKI, Pramono: Aneh, yang Dilantik Istri Sendiri
"Tetapi besaran angkanya dibandingkan dengan tahun lalu sebenarnya relatif hampir sama. Sehingga dengan demikian untuk persoalan yang menyangkut campak di Jakarta ini benar-benar tidak seperti yang dikhawatirkan," imbuhnya.
Pramono Anung menuturkan, sejumlah langkah dilakukan untuk memotong penularan campak di Jakarta.
"Ya kami sudah berusaha untuk memotong penularan dan sebagainya. Kalau melihat sampai dengan hari ini memang yang terjadi campak yang kami khawatirkan kalau kemudian dari luar, masuk ke Jakarta. Tetapi kalau per hari ini di Jakarta tidak ada peningkatan," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Jakarta Ani Rusputiwati (Ntvnews.id/ Adiansyah)
Baca Juga: Kasus Campak di Jakarta Capai 218, Tak Ada Korban Jiwa
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat 218 kasus campak dan 63 kasus rubella hingga awal September 2025. Kabar baiknya, tidak ada satupun korban jiwa dari kasus tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengungkapkan lonjakan kasus campak sempat terjadi, terutama di wilayah Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng dengan total 38 kasus positif.
"Alhamdulillah, tidak ada kematian yang dilaporkan sampai dengan saat ini," kata Ani di Jakarta, Selasa, 9 September 2025.
Untuk mencegah penyebaran lebih luas, Dinas Kesehatan DKI bersama pemerintah wilayah langsung menggelar Outbreak Response Immunization (ORI) atau imunisasi massal campak. Program ini menyasar sekitar 9.000 anak dengan cakupan vaksinasi yang saat ini telah mencapai 77,22 persen.