Menlu AS Tegaskan Tidak Akan Pernah Ada Negara Palestina

Ntvnews.id, Washington DC - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio melontarkan kritik tajam terhadap Prancis dan sejumlah negara lain yang berencana mengakui negara Palestina. Ia menegaskan, tidak akan pernah ada negara Palestina.

Dilansir dari AFP, Senin, 8 September 2025, Rubio menyampaikan hal itu sebagai respons terhadap rencana Israel mencaplok wilayah Tepi Barat. Menurutnya, langkah tersebut perlu dilakukan untuk menghancurkan prospek terbentuknya negara Palestina yang merdeka.

"Apa yang Anda lihat dengan Tepi Barat dan aneksasinya, itu bukanlah hal yang final, itu adalah sesuatu yang sedang dibahas di antara beberapa elemen politik Israel. Saya tidak akan memberikan pendapat tentang itu hari ini," kata Rubio kepada wartawan di Ekuador.

"Yang akan saya katakan kepada Anda adalah bahwa itu sepenuhnya dapat diprediksi," tambahnya.

Baca Juga: Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus, 3 Perempuan

Rubio kemudian menegaskan kembali bahwa tidak akan ada negara Palestina. Ia menyebut, keberadaan negara Palestina tidak ditentukan oleh pengakuan pihak luar.

"Kami memberi tahu semua negara ini sebelum mereka keluar dan mereka melakukan ini, tidak akan ada negara Palestina, karena bukan seperti itu cara terbentuknya negara Palestina, karena mereka mengadakan konferensi pers di suatu tempat. Kami memberi tahu mereka bahwa hal itu akan mengarah pada tindakan timbal balik semacam ini dan akan mempersulit gencatan senjata," ujarnya.

Baca Juga: AS Hentikan Hampir Semua Visa untuk Warga Palestina

Ia juga menuduh bahwa upaya untuk mengangkat posisi Otoritas Palestina di Tepi Barat justru membuat Hamas di Gaza semakin berani.

"Begitu, hari itu, Prancis mengumumkan hal yang mereka lakukan, hari itu juga, Hamas meninggalkan meja perundingan," ucap Rubio.

Seperti diketahui, Presiden Prancis Emmanuel Macron sebelumnya menyatakan akan mengakui negara Palestina dalam KTT PBB pada 22 September lalu. Macron menyuarakan keprihatinannya atas situasi kemanusiaan yang memburuk serta menilai Israel menunjukkan sikap keras kepala.