PBB Beri Peringatan Keras Soal Perluasan Operasi Militer di Gaza

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Agu 2025, 09:00
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Bendera PBB. Ilustrasi - Bendera PBB. (ANTARA/Anadolu)

Ntvnews.id, Jakarta - Seorang pejabat tinggi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan peringatan mengenai potensi diperluasnya operasi militer Israel di seluruh wilayah Jalur Gaza.

Dilansir dari Anadolu, Kamis, 7 Agustus 2025, Kekhawatiran muncul seiring adanya laporan terbaru yang menyebutkan bahwa Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mungkin akan mengambil langkah untuk memperluas serangan militer Israel ke seluruh Gaza. Hal ini dinilai sangat mengkhawatirkan oleh Miroslav Jenca, Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk kawasan Eropa, Asia Tengah, dan Amerika.

"Perluasan operasi militer ini berisiko menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan bagi jutaan warga Palestina dan dapat semakin membahayakan nyawa warga Israel yang masih disandera di Gaza," ungkap Jenca kepada Dewan Keamanan PBB dalam sebuah taklimat.

Baca Juga: Panas! Bupati Pati Nyaris Adu Jotos dengan Warga yang Tolak Kenaikan PBB 250 Persen

"Hukum internasional sangat jelas dalam hal ini. Gaza adalah dan harus tetap menjadi bagian integral dari negara Palestina di masa depan," tegasnya.

Jenca mengutip pernyataan Mahkamah Internasional dalam Opini Penasihat (Advisory Opinion) yang dikeluarkan pada Juli 2024, yang menyatakan bahwa Israel memiliki kewajiban hukum untuk segera menghentikan pembangunan permukiman baru, menarik semua pemukim dari wilayah Palestina yang diduduki, serta mengakhiri kehadiran ilegalnya sesegera mungkin.

Situasi rapat yang berlangsung di markas besar PBB menggambarkan keseriusan isu ini.

"Situasi di Gaza sangat mengerikan. Kondisinya tidak dapat ditoleransi," ujar Jenca, seraya menyebutkan bahwa warga Palestina setiap hari menghadapi kondisi yang kumuh dan tidak manusiawi.

Sejak pecahnya konflik pada Oktober 2023, jumlah korban terus bertambah. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 60.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa. Jenca menambahkan bahwa lebih dari 1.200 orang tewas dan lebih dari 8.100 lainnya terluka saat berusaha mendapatkan bantuan makanan sejak akhir Mei lalu. Insiden ini termasuk yang terjadi di sekitar lokasi distribusi bantuan yang dikawal militer dan dikelola oleh Amerika Serikat.

"Korban tewas dan luka terus bertambah, setiap harinya, tanpa ada tanda-tanda penderitaan tersebut akan berakhir," ujarnya.

Baca Juga: Staf PBB Tewas di Gaza Tembus Jumlah Fantastis

Israel dinilai terus memberlakukan pembatasan ketat terhadap akses bantuan kemanusiaan ke Gaza. Jumlah bantuan yang diizinkan masuk pun sangat terbatas. Jenca menyoroti kondisi kelaparan yang meluas di wilayah tersebut dalam laporannya kepada Dewan Keamanan PBB.

"Saya ingin kembali menegaskan kecaman sekretaris jenderal PBB terhadap kekerasan yang terus berlanjut di Gaza, termasuk penembakan, pembunuhan, dan pencederaan orang-orang yang berusaha mendapatkan makanan untuk keluarga mereka," kata Jenca. "Warga sipil harus dihormati, dilindungi, dan tidak boleh dijadikan target atau secara sengaja dicabut haknya untuk memperoleh akses mendapatkan makanan atau bantuan penyelamat nyawa lainnya. Pelanggaran terhadap hal itu adalah kejahatan perang."

Dalam pernyataan tegasnya, Jenca menyerukan agar Israel segera memberikan akses tanpa hambatan bagi penyaluran bantuan kemanusiaan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mendesak warga sipil dan mencegah jatuhnya korban lebih lanjut.

Ia menekankan bahwa tidak ada penyelesaian militer untuk konflik di Gaza atau konflik yang lebih luas antara Israel dan Palestina.

"Kita harus membangun kerangka kerja politik dan keamanan yang dapat meredakan krisis kemanusiaan di Gaza, memulai pemulihan dan rekonstruksi dini, menangani masalah keamanan yang nyata di tengah masyarakat Israel dan Palestina, serta memastikan berakhirnya pendudukan ilegal Israel dan mencapai solusi dua negara yang berkelanjutan," imbuh Jenca.

x|close