Staf PBB Tewas di Gaza Tembus Jumlah Fantastis

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Jul 2025, 10:55
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
 Pasukan Israel terlihat di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza di bagian selatan Israel (2/7/2024). Pasukan Israel terlihat di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza di bagian selatan Israel (2/7/2024). (Dok.Antara)

Ntvnews.id, Gaza - Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, pada Minggu mengungkapkan bahwa lebih dari 300 staf PBB telah kehilangan nyawa akibat serangan militer yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

"Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, lebih dari 200.000 warga Palestina tewas atau terluka sejak 7 Oktober 2023 – sekitar sepuluh persen dari total populasi. Kita tidak boleh lupa bahwa lebih dari 300 kolega kita sendiri tewas akibat aksi militer Israel itu," ujar Turk dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP, Selasa, 29 Juli 2025.

Ia menambahkan bahwa sejak Mei 2025, lebih dari seribu warga Palestina tewas ketika mencoba memperoleh makanan untuk mereka dan keluarganya.

Baca Juga: Soal Relokasi Warga Gaza, Kanselir Jerman Kecam Keras!

"Pusat distribusi yang rusuh dan militeristik di bawah pengelolaan Yayasan Kemanusiaan Gaza dan dukungan Amerika Serikat dan Israel, sepenuhnya gagal menyalurkan bantuan kemanusiaan pada skala dan jangkauan yang dibutuhkan," kata Turk.

Laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu menyebutkan adanya lonjakan signifikan angka kematian karena kekurangan gizi di Gaza, termasuk 21 anak balita yang meninggal pada tahun 2025.

Menurut Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, lebih dari 10 persen penduduk Gaza terdampak oleh malnutrisi akut, sementara lebih dari 20 persen ibu hamil dan menyusui yang diperiksa mengalami kekurangan gizi dan banyak di antaranya dalam kondisi serius.

Baca Juga: Israel Gunakan Senjata Baru untuk Serang Warga Gaza Palestina

Ia menegaskan bahwa situasi kelaparan di kantong wilayah Palestina tersebut memburuk karena terhentinya distribusi bantuan kemanusiaan serta pembatasan terhadap akses masuk ke wilayah tersebut.

Pada Mei 2025, otoritas Zionis menyatakan akan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke area-area di Gaza yang telah dinyatakan bersih dari kehadiran kelompok Hamas.

Philippe Lazzarini, Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), menuduh Israel menggunakan bantuan kemanusiaan sebagai alat untuk memaksa warga Palestina di Gaza meninggalkan tempat tinggal mereka.

x|close