Soal Relokasi Warga Gaza, Kanselir Jerman Kecam Keras!

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Jul 2025, 09:00
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Bendera Jerman dan Rusia Bendera Jerman dan Rusia (Istimewa)

Ntvnews.id, Berlin - Kanselir Jerman, Friedrich Merz, melontarkan kritik tajam terhadap rencana Pemerintah Israel untuk memindahkan seluruh penduduk Palestina dari Jalur Gaza ke kamp penampungan yang akan dibangun di atas reruntuhan kota Rafah.

Dalam wawancara bersama lembaga penyiaran publik ARD pada Minggu, 13 Juli 2025, Merz menyatakan bahwa rencana tersebut merupakan tindakan yang "tidak dapat diterima".

“Apa yang sedang terjadi saat ini di Jalur Gaza sungguh tidak bisa dibenarkan,” ujar Merz, sembari kembali menekankan perlunya peningkatan bantuan kemanusiaan dan pencarian solusi diplomatik jangka panjang guna mengakhiri konflik yang sedang berlangsung, dikutip dari Al Arabiya, Selasa, 15 Juli 2025.

Ia juga mengungkapkan bahwa ketidaksetujuannya atas kebijakan Israel sudah disampaikan langsung kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam pembicaraan via telepon sebelumnya.

Baca Juga: Marc Marquez Selebrasi Pacu Jalur saat Juara MotoGp Jerman 2025

“Saya tidak menyetujui apa yang telah dilakukan Pemerintah Israel di Jalur Gaza dalam beberapa minggu terakhir, dan saya telah menyampaikannya secara langsung,” ujar Merz seperti dikutip dari Anadolu pada Senin, 14 Juli 2025.

Lebih jauh, pemimpin partai konservatif Jerman itu menegaskan bahwa Eropa harus ikut ambil bagian bersama Amerika Serikat dalam mengupayakan solusi damai.

“Saya berharap kita sebagai negara-negara Eropa, bersama Amerika, bisa membantu menciptakan jalan menuju solusi dua negara. Bangsa Palestina berhak memiliki tanah air mereka sendiri,” ujar Merz.

Baca Juga: Jerman Siap Perang!

Pernyataan Merz ini disampaikan setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pekan lalu memerintahkan militer untuk mempersiapkan pemindahan seluruh warga Gaza ke sebuah area yang disebut “kota kemanusiaan” di Rafah, wilayah Gaza bagian selatan.

Katz menyebut tempat itu akan menjadi kawasan permukiman sementara bagi penduduk Gaza, dan menyatakan bahwa setelahnya mereka akan diberi opsi untuk “beremigrasi ke negara lain.”

x|close