Ntvnews.id, Gaza - Pemerintah Palestina di Jalur Gaza pada Minggu, 3 Agustus 2025 mengungkapkan bahwa sebagian besar dari 36 truk bantuan yang diizinkan masuk oleh Israel pada Jumat, 1 Agustus telah dijarah, menyusul situasi keamanan yang menurut mereka sengaja dibuat kacau oleh militer Israel.
Dilansir dari Al Arabiya, Senin, 4 Agustus 2025, menyebut Kantor Media Pemerintah Gaza menuding bahwa Israel tengah menjalankan apa yang mereka sebut sebagai "kebijakan kekacauan dan kelaparan" di wilayah tersebut.
Disebutkan bahwa aksi penjarahan terhadap truk-truk bantuan itu merupakan bagian dari "rencana penghancuran sistematis" yang bertujuan untuk menciptakan kelaparan di kalangan warga Gaza.
Baca Juga: Anggota DPR AS Desak Trump Akhiri Perang di Gaza
Peringatan keras sebelumnya telah disampaikan oleh Program Pangan Dunia (WFP) PBB, yang menyatakan bahwa sekitar sepertiga penduduk Gaza tidak memperoleh akses makanan selama beberapa hari berturut-turut karena blokade yang diberlakukan Israel.
Menurut estimasi WFP, satu dari empat warga Palestina di Gaza kini berada dalam kondisi yang nyaris menyerupai kelaparan. Sekitar 100.000 perempuan dan anak-anak pun dilaporkan mengalami malnutrisi akut.
Israel telah memberlakukan blokade terhadap Gaza selama 18 tahun terakhir. Sejak 2 Maret lalu, seluruh akses perbatasan ditutup, yang semakin memperparah krisis kemanusiaan di wilayah itu dengan memutus jalur bantuan penting.
Baca Juga: Biadab! Israel Kembali Bom Area Gereja Katolik di Gaza
Pejabat Palestina menyatakan bahwa setidaknya dibutuhkan 600 truk bantuan per hari untuk memenuhi kebutuhan dasar dari sekitar 2,4 juta warga Gaza.
Sejak 7 Oktober 2023, militer Israel terus melancarkan serangan ke Gaza yang mereka sebut sebagai perang, namun oleh pihak Palestina disebut sebagai aksi genosida, dan hingga kini telah merenggut nyawa lebih dari 60.300 warga sipil.
Gempuran yang tiada henti itu tak hanya menyebabkan kehancuran besar di wilayah Gaza, tapi juga memperdalam krisis kelaparan yang dialami warganya.