Krisis Gaza, Swedia Bakal Beri Sanksi Israel

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Agu 2025, 08:45
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Swedia Swedia (Pixabay)

Ntvnews.id, Stockholm - Swedia tengah mempertimbangkan langkah untuk memberlakukan sanksi terhadap para menteri Israel yang berasal dari kalangan sayap kanan ekstrem, sebagai bentuk respons terhadap memburuknya situasi kemanusiaan di Jalur Gaza.

Dilansir dari Anadolu, Jumat, 1 Agustus 2025, Menteri Kerja Sama Pembangunan Internasional dan Perdagangan Luar Negeri Swedia, Benjamin Dousa, mengecam blokade bantuan kemanusiaan yang masih diberlakukan oleh Israel di Gaza. Dalam wawancara dengan Anadolu pada Kamis, ia menyatakan bahwa Uni Eropa perlu mengambil pendekatan yang lebih keras dalam merespons krisis ini.

“Pemerintah Swedia sedang memikirkan cara untuk menambah tekanan terhadap pemerintah Israel, termasuk kemungkinan pemberian sanksi kepada sejumlah menteri Kabinet yang berhaluan kanan ekstrem serta mengevaluasi ulang kerja sama kemitraan yang ada,” ungkap Dousa.

Baca Juga: Banyak Negara Arab Kecam Keberadaan Hamas di Gaza, Kenapa?

Ia menyebut bahwa kondisi kemanusiaan di Gaza saat ini adalah yang paling buruk sejak konflik dimulai, dan menuduh Israel telah menyebabkan meluasnya kelaparan melalui tindakan militer dan blokade yang terus berlanjut.

Dousa mengakui bahwa Uni Eropa telah mencoba memberikan bantuan, namun ia menyayangkan bahwa hanya sedikit negara anggota yang mendukung langkah yang lebih tegas terhadap Israel.

“Kita sebenarnya bisa melakukan lebih banyak, tapi dukungan di Uni Eropa masih terbatas. Saat ini hanya sekitar lima atau enam negara yang mendukung dorongan Swedia untuk menekan Israel. Namun, kami yakin dapat mendorong lebih banyak negara untuk ikut serta,” katanya.

Dalam beberapa bulan terakhir, Swedia telah meningkatkan kontribusi bantuan kemanusiainya ke Gaza secara signifikan.

Baca Juga: Kelakar Paus Leo Soal Gaza

“Pemerintah Swedia telah menggandakan bantuan untuk Gaza, dari sebelumnya 40 juta dolar AS (sekitar Rp658 miliar) menjadi 80 juta dolar (sekitar Rp1,3 triliun). Tidak ada negara anggota Uni Eropa lain yang saat ini memberikan bantuan sebesar itu ke Gaza,” imbuh Dousa.

Sementara itu, militer Israel terus mengabaikan seruan dunia untuk menghentikan serangan. Sejak 7 Oktober 2023, mereka terus menggempur Gaza dengan serangan besar-besaran, menewaskan lebih dari 60.000 warga Palestina. Serangan ini juga menghancurkan infrastruktur dan memperparah krisis pangan di wilayah tersebut.

Pada hari Senin, dua organisasi hak asasi manusia asal Israel, B’Tselem dan Physicians for Human Rights, menuding Israel telah melakukan tindakan genosida di Gaza. Mereka menilai bahwa Israel secara sistematis menghancurkan masyarakat Palestina serta dengan sengaja merusak sistem layanan kesehatan di kawasan itu.

x|close