Ntvnews.id, Jakarta - Langkah diplomatik Presiden Prabowo Subianto dalam menghadapi kebijakan tarif 19% dari Amerika Serikat terhadap produk ekspor Indonesia menuai pujian tinggi dari berbagai kalangan. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, menyebut langkah Presiden bukan hanya cerdas, tetapi juga sangat taktis dan berpandangan jauh ke depan.
“Menurut saya, presiden kita sangat cerdas luar biasa dan taktis,” ujar Todotua dalam podcast Bukan Kaleng Kaleng, dilansir Sabtu, 26 Juli 2025.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan Prabowo dalam negosiasi dagang ini merupakan strategi jangka panjang yang membawa manfaat besar bagi ekonomi nasional.
Sebelumnya, Indonesia sempat menghadapi wacana tarif sebesar 32%. Namun, berkat intervensi langsung Presiden Prabowo, tarif tersebut berhasil ditekan menjadi hanya 19%. Ini menjadi pencapaian luar biasa di tengah kompetisi perdagangan global yang semakin ketat.
“Ketika 32 aja kita udah siapkan sedemikian rupa. Apalagi tiba-tiba malah jadi 19,” lanjut Todotua, menegaskan kesiapan pemerintah dalam merespons dinamika ini.
Penurunan tarif ini diperkirakan akan membuka peluang besar bagi relokasi manufaktur dari negara-negara seperti China dan Malaysia ke Indonesia. Negara-negara tersebut saat ini dikenakan tarif lebih tinggi, bahkan hingga 55% untuk produk tertentu jika langsung masuk ke AS.
Relokasi ke Indonesia akan memungkinkan mereka menikmati tarif 19%, sekaligus memberikan limpahan manfaat ekonomi bagi Indonesia, mulai dari serapan tenaga kerja, penggunaan energi, hingga pertumbuhan ekosistem industri.
Lebih lanjut, Todotua menyoroti bahwa barang-barang yang mendapat 0% tarif dari AS, seperti kedelai, susu, daging, dan gandum, langsung memberikan manfaat kepada masyarakat melalui penurunan harga pangan pokok seperti tempe dan produk-produk bergizi lainnya. Hal ini sejalan dengan visi Prabowo dalam program makan bergizi gratis bagi pelajar.
“Dengan 0%, produk pangan yang masuk akan lebih murah dan mendukung gizi masyarakat, sesuai program presiden,” tambah Todotua.
Tak hanya itu, negosiasi dagang yang dilakukan Prabowo dengan Uni Eropa melalui EOSEPA juga membuahkan hasil gemilang. Produk-produk hilirisasi Indonesia, termasuk CPO dan nikel untuk baterai kendaraan listrik (EV), akan masuk pasar Eropa dengan tarif 0%.
“Dengan tarif 0%, maka akan semakin memberikan kekuatan kompetitif produk kita untuk masuk ke pasar Eropa,” jelas Todotua.
Keseluruhan strategi ini menunjukkan bahwa pemerintahan Prabowo tidak sekadar reaktif, tetapi telah menyiapkan langkah-langkah konkret dan komprehensif untuk memastikan Indonesia menjadi tujuan investasi utama di kawasan.
Kesiapan infrastruktur, regulasi yang pro-investasi, serta diplomasi ekonomi yang agresif membuktikan bahwa Indonesia kini bukan hanya bermain di papan tengah, tetapi siap menjadi aktor utama dalam peta perdagangan global.
“Kita dapat jackpot dari hasil negosiasi ini,” tutup Todotua.