Infografik: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi soal Perundungan anak di ruang digital atau cyberbullying masih terjadi kepada anak-anak Indonesia. Peran aktif orang tua penting untuk menangkal ancaman ini. (Antara)
Ntvnews.id, Jakarta - Perundungan anak di ruang digital atau cyberbullying masih menjadi ancaman serius bagi anak-anak Indonesia, khususnya mereka yang berusia 13 hingga 17 tahun.
Data Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2024 menunjukkan, sekitar 14,49% anak laki-laki dan 13,78% anak perempuan pernah mengalami cyberbullying. Dalam 12 bulan terakhir, angka ini tercatat sebesar 10,71% untuk anak laki-laki dan 9,33% untuk anak perempuan.
Bentuk kekerasan yang dialami anak antara lain menerima pesan kejam atau memalukan melalui media sosial dan perpesanan, serta pengambilan foto atau video tanpa izin yang kemudian disebarkan. Akibatnya, anak dapat mengalami depresi, gangguan kecemasan, kehilangan kepercayaan diri, menutup diri, serta gangguan pencernaan dan pola tidur.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi, menekankan pentingnya peran aktif orang tua dalam menghadapi ancaman ini. Orang tua dianjurkan mendampingi anak dalam penggunaan teknologi digital, memantau aktivitas mereka, berkomunikasi secara terbuka, serta melatih anak agar tidak sembarangan mengunggah data pribadi.
Untuk pelaporan kasus, masyarakat dapat menghubungi KPAI melalui WhatsApp di 081-1177-2273 atau Kementerian PPPA di 129/08111-129-129.
Berikut Infografiknya:
Infografik: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi soal Perundungan anak di ruang digital atau cyberbullying masih terjadi kepada anak-anak Indonesia. Peran aktif orang tua penting untuk menangkal ancaman ini. (Antara)
Baca Juga: Viral! Siswi SMP di Malang Dibully dan Dikeroyok Teman Sebaya, Langsung Lapor Polisi
Baca Juga: Polisi Selidiki Dugaan Perundungan Anak Perempuan di Kota Malang
Ikuti Whatsapp Channel NTVNEWS.ID
