Ntvnews.id, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pagi 1 Agustus 2025 bergerak menguat di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.
Dikutip dari Antara, IHSG dibuka menguat 66,39 poin atau 0,89 persen ke posisi 7.550,73.
Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 9,25 poin atau 1,17 persen ke posisi 799,72.
"Untuk hari ini, kami memperkirakan IHSG akan melemah, disebabkan oleh mekanisme perubahan tarif menjadi sentimen negatif, melemahnya sebagian besar komoditas di hari ini, serta masih derasnya outflow dana asing," ujar Analis Panin Sekuritas Reydi Octa dalam kajiannya.
Baca juga: Harga Emas Antam Stabil Awal Bulan, Segram Masih Rp1.901.000
Dari mancanegara, setelah batas deadline tarif resiprokal pada 1 Agustus 2025, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengubah mekanisme tarif resiprokal yang berkisar 10 sampai 41 persen.
Adapun semua barang yang sudah diangkut ulang dalam rangka menghindari tarif akan dikenakan tambahan 40 persen dan negara yang tidak tercantum dalam perintah terbaru akan dikenakan bea masuk tambahan 10 persen.
Di sisi lain, risiko perdagangan global meningkat setelah AS menaikkan tarif impor dari Brasil, menimbulkan kekhawatiran pasar terhadap logam minor seperti timah yang belum mendapat kepastian perlindungan kebijakan.
Sementara itu, sentimen negatif didorong oleh sikap hawkish bank sentral AS The Fed yang kembali menahan suku bunga acuan dan menurunkan ekspektasi pemangkasan di September 2025, diperkuat oleh data ekonomi AS yang solid sehingga mendorong penguatan indeks dolar.
Dari kawasan Asia, rilis data tingkat pengangguran di Jepang tidak berubah di level 2,5 persen pada Juni 205, namun investor masih akan mencermati tensi dagang setelah tarif resiprokal mulai berlaku pada 1 Agustus 2025 kemarin.
Dari China, meskipun ada sinyal stimulus melalui kebijakan fiskal dan moneter yang lebih longgar, dampaknya terhadap permintaan logam industri dinilai masih terbatas dalam jangka pendek. Kombinasi faktor eksternal dan internal ini menyebabkan harga timah tetap berada dalam tren lesu.
Pada perdagangan Kamis (31/7/2025), bursa saham Eropa ditutup melemah, di antaranya Euro Stoxx 50 melemah 0,75 persen, indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,05 persen, indeks DAX Jerman turun 0,81 persen, serta indeks CAC Prancis melemah tipis 1,14 persen.
Baca juga: Daftar Harga BBM Pertamina Mulai 1 Agustus 2025, Pertamax Turun Jadi Rp12.200 per Liter
Bursa saham AS di Wall Street juga ditutup melemah pada Kamis (31/7/2025), di antaranya indeks S&P 500 turun 0,37 persen ditutup di 6.339,39, indeks Nasdaq Composite melemah tipis 0,03 persenke level 21.122,45, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 330,30 poin atau 0,74 persen berakhir di 44.130,98.
Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei melemah 119,82 poin atau 0,29 persen ke 40.950,50, indeks Shanghai melemah 0,75 poin atau 0,01 persen ke 3.573,87, indeks Hang Seng menguat 5,83 poin atau 0,02 persen ke 24.793,55, dan indeks Strait Times melemah 9,56 poin atau 0,23 persen ke 4.182,45.
Sementara itu, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Jumat pagi 1 Agustus 2025 di Jakarta melemah sebesar 59 poin atau 0,36 persen menjadi Rp16.515 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.456 per dolar AS.