Ntvnews.id, Istanbul - Bentrokan bersenjata antara Thailand dan Kamboja dilaporkan masih terus berlangsung meskipun militer kedua negara dijadwalkan menggelar pertemuan pada Rabu, 24 Desember 2025.
Kementerian Pertahanan Kamboja menyatakan bahwa militer Thailand telah menembakkan dua peluru artileri ke wilayah Poipet. Selain itu, satu peluru lainnya yang diarahkan ke Provinsi Banteay Meanchey dilaporkan melukai dua warga sipil, sebagaimana diberitakan Khmer Times.
Ketegangan bersenjata tersebut terjadi di tengah rencana pertemuan militer Kamboja dan Thailand dalam rapat Komite Perbatasan Umum (General Border Committee/GBC) Kamboja–Thailand. Pertemuan ini menjadi dialog pertama antara kedua pihak sejak konflik bersenjata pecah pada Minggu, 7 Desember 2025.
Dalam perkembangan di lapangan, militer Thailand dilaporkan menembaki area di sekitar Candi Preah Vihear. Pihak Kamboja kemudian membalas serangan tersebut dengan tembakan roket BM-21.
Baca Juga: Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja Tewaskan Puluhan Tentara dan Warga Sipil
Sebelumnya, pada Selasa, 23 Desember 2025, Thailand menyampaikan bahwa militernya telah menghancurkan dua bangunan di Kota Poipet, dekat perbatasan Thailand–Kamboja. Bangunan tersebut diduga digunakan sebagai pusat penipuan daring dan gudang penyimpanan amunisi, sebagaimana dilaporkan Thai PBS.
Militer Thailand juga menyebutkan bahwa bentrokan bersenjata masih terjadi di tiga titik sepanjang perbatasan Provinsi Sa Kaeo pada Rabu, 24 Desember 2025, menurut laporan surat kabar harian The Nation.
Secara terpisah, Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand pada Rabu, 24 Desember 2025, melalui media sosial Facebook menyatakan bahwa tuduhan Kamboja terkait dugaan kejahatan lingkungan yang dilakukan Thailand merupakan “pembelokan fakta yang serius”.
Baca Juga: Indonesia Dorong Dialog Damai Kamboja–Thailand di Pertemuan Khusus Menlu ASEAN
Otoritas Thailand melaporkan sebanyak 23 personel militer Thailand dan satu warga sipil tewas akibat bentrokan tersebut. Selain itu, 33 warga sipil lainnya mengalami luka-luka akibat dampak konflik.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Kamboja memastikan sebanyak 21 warga sipil tewas dan 83 lainnya terluka akibat eskalasi konflik di wilayah perbatasan.
Peperangan di perbatasan Thailand–Kamboja tersebut juga menyebabkan hampir satu juta warga dari kedua sisi perbatasan terpaksa mengungsi demi menghindari dampak kekerasan.
(Sumber: Antara)
Arsip Foto - Tentara Kamboja berjaga di kawasan perbatasan Oddar Meanchey, Kamboja, Jumat 29 Agustus 2025. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa/am. (Antara)