Tim ITB Petakan 14 Desa Di Kawasan Transmigrasi Sapalewa

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Nov 2025, 17:25
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Editor
Bagikan
Tim ekspedisi ITB melakukan pendataan di Kawasan Transmigrasi Sapalewa, Maluku Tengah, Provinsi Maluku. (ANTARA/Winda Herman) Tim ekspedisi ITB melakukan pendataan di Kawasan Transmigrasi Sapalewa, Maluku Tengah, Provinsi Maluku. (ANTARA/Winda Herman) (Antara)

Ntvnews.id, Ambon - Tim 1 Ekspedisi Patriot Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan kegiatan pemetaan serta penyusunan rekomendasi potensi kawasan transmigrasi di 14 desa administratif yang berada di Kawasan Transmigrasi Sapalewa, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Ketua Tim Ekspedisi Patriot ITB Acep Purqon menyampaikan bahwa sebelum turun ke lapangan, tim terlebih dahulu berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten untuk memperoleh gambaran awal mengenai kondisi pembangunan kawasan.

“Sebelum melakukan observasi lapangan, tim berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten untuk memperoleh gambaran awal pembangunan kawasan,” kata Acep Purqon dalam keterangan pers yang diterima di Ambon, Senin, 22 Desember 2025.

Kegiatan pemetaan dan kajian tersebut dilaksanakan sejak akhir Agustus hingga awal Desember 2025. Program ini merupakan bagian dari Ekspedisi Patriot Transmigrasi yang bertujuan mengevaluasi dinamika sosial, ekonomi, dan lingkungan di kawasan transmigrasi, sekaligus menyusun rekomendasi berbasis data untuk perbaikan tata kelola wilayah.

Acep menjelaskan, kajian dilakukan melalui analisis dokumen perencanaan, data spasial, serta arsip historis program transmigrasi. Tahapan tersebut kemudian dilanjutkan dengan observasi lapangan dan survei sosial di sejumlah desa, termasuk Satuan Permukiman (SP) 1 Huaulu sebagai kawasan permukiman utama.

Baca Juga: Kementrans Manfaatkan Riset Ekspedisi Patriot untuk Transformasi Transmigrasi

Berdasarkan hasil observasi, sebagian besar layanan dasar di kawasan transmigrasi Sapalewa masih tergolong terbatas, mulai dari pendidikan, kesehatan, infrastruktur jalan, penerangan, hingga ketersediaan air bersih.

“Banyak rumah warga belum tersertifikasi, sementara lahan usaha pertanian belum tercetak sesuai rencana awal. Kekurangan tenaga pendidik dan ketiadaan peta batas wilayah juga menjadi tantangan administratif di kawasan Sapalewa,” ujarnya.

Meski menghadapi berbagai keterbatasan, Acep menilai masyarakat setempat menunjukkan semangat yang tinggi dengan mengembangkan aktivitas ekonomi lokal, salah satunya melalui pembentukan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

Dalam kegiatan tersebut, tim ITB juga memberikan pelatihan komputer bagi perangkat desa dan para siswa untuk meningkatkan keterampilan digital. Selain itu, tim turut mendampingi Gapoktan dalam penyusunan administrasi pendaftaran Nomor Induk Kelompok Tani (NIKT) dan Nomor Induk Gapoktan (NIG) melalui aplikasi Simultan milik Kementerian Pertanian.

Melalui perpaduan riset lapangan dan penguatan kapasitas masyarakat, tim berhasil menghimpun gambaran komprehensif mengenai kondisi kawasan transmigrasi Sapalewa.

Baca Juga: Kementrans Siapkan Wirausaha Wisata di Transmigrasi Tanjung Banun

“Hasil temuan tersebut akan dijadikan dasar penyusunan rekomendasi evaluasi kawasan bersama pemerintah daerah,” ujarnya.

Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menyampaikan apresiasi atas kegiatan tersebut dan berharap hasil pemetaan dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan potensi kawasan Sapalewa yang merupakan salah satu dari 154 lokus Ekspedisi Patriot di Indonesia.

Kegiatan ini turut mendapat dukungan dari Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Maluku Mohamad Rizal Latuconsina, Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Maluku Tengah Cristofol Lailosa, serta Kepala Bidang Pengembangan Kawasan Transmigrasi Nurhajati Tuatoy.

Selain itu, tim juga bekerja sama dengan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Maluku Tengah Arsad Slamet serta Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan Teknis Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Ismail Sangadji dalam merumuskan peta dan rekomendasi terbaik bagi pengembangan kawasan Sapalewa.

(Sumber: Antara) 

x|close