Ntvnews.id, Bangkok - Menteri Luar Negeri Thailand, Sihasak Phuangketkeow, menegaskan bahwa ancaman tarif dagang tidak layak dijadikan alat untuk menekan Thailand agar segera membuka pembicaraan dengan Kamboja di tengah meningkatnya ketegangan perbatasan.
Dalam wawancaranya dengan Reuters pada Selasa, 9 Desember 2025, Sihasak menekankan bahwa pihak yang bertanggung jawab meredakan eskalasi adalah Kamboja.
Bentrok kembali terjadi pada Senin setelah ketegangan meningkat selama beberapa minggu, mengakibatkan sedikitnya 12 orang tewas dan memaksa ratusan ribu penduduk meninggalkan daerah perbatasan.
Kedua negara terus saling menuding sebagai pihak yang pertama kali melepaskan tembakan. Kekerasan terbaru ini menjadi yang paling buruk sejak Juli, ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan bahwa negosiasi pengurangan tarif dapat dibekukan jika Thailand dan Kamboja tidak segera menghentikan konflik.
Baca Juga: Indonesia Sementara di Peringkat Ke-2 SEA Games Thailand 2025 dengan 5 Emas
Sihasak menolak mengaitkan persoalan perdagangan dengan isu keamanan. “Kami tidak berpikir tarif harus digunakan untuk menekan Thailand kembali ke pernyataan bersama atau proses dialog.
Isu hubungan Thailand–Kamboja harus dipisahkan dari pembicaraan perdagangan,” ujarnya seperti dikutip AsiaOne, Rabu, 10 Desember 2025. Ia juga menilai bahwa kondisi saat ini belum tepat bagi masuknya mediator asing.
Arsip - Tentara Kamboja berjaga di kawasan perbatasan Oddar Meanchey, 29 Agustus 2025, di tengah gencatan senjata dengan Thailand menyusul konflik di perbatasan kedua negara. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa) (Antara)
Sejak Senin, bentrokan meluas di sebagian besar perbatasan darat sepanjang 817 km, disertai saling serang menggunakan artileri dan roket.
Pemerintah AS menyatakan komitmennya untuk mendorong penghentian kekerasan dan berharap kedua negara mematuhi kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani pada Oktober. Namun hingga kini, Presiden Trump belum memberikan pernyataan langsung mengenai perkembangan terbaru.
Baca Juga: Kamboja Tarik Semua Atletnya dari SEA Games 2025 Thailand
Thailand memperingatkan bahwa situasi dapat memburuk jika Kamboja tidak menghentikan serangan dan bersedia kembali ke meja perundingan. “Ada dua jalan: menurunkan ketegangan menuju perdamaian atau terus menuju konflik dengan lebih banyak kerugian,” kata Sihasak.
Ia kembali menegaskan bahwa Thailand akan menjaga kedaulatan wilayahnya dan siap mengambil langkah yang diperlukan untuk menjamin keamanan nasional.
Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul. (AFP)