Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan bahwa kebijakan Presiden Prabowo Subianto, termasuk pembentukan Danantara, dirancang untuk mengembalikan kedaulatan ekonomi nasional dan menjadikan Indonesia kembali berjaya sebagai "Macan Asia".
Zulhas menjelaskan bahwa fokus kebijakan Pemerintahan Prabowo adalah membangun negara yang kuat secara ekonomi, berdaulat di sektor pangan, dan mandiri industri sebagai prasyarat utama menjaga kehormatan bangsa.
"Nah oleh karena itu, kebijakan utama Bapak Presiden itu bagaimana negara itu kuat. Kuat seperti dulu zaman ayahnya beliau. Kita sudah bangga zaman itu disebut 'Macan Asia'," ujar Zulhas dalam kegiatan Bisnis Indonesia Group Conference, di Jakarta, Senin, 8 Desember 2025.
Ia menilai perjalanan Reformasi telah membawa banyak capaian penting, namun evaluasi menyeluruh tetap dibutuhkan agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lain yang bergerak lebih cepat.
Zulhas menegaskan kesetiaannya terhadap Prabowo sejak awal karena sejalan dengan cita-cita, platform perjuangan, dan gagasan besar membangun Indonesia yang kuat dan berdaulat secara ekonomi.
"Perjuangannya Pak Prabowo itu, ingin sekali mengembalikan cita-cita Indonesia merdeka (sektor pangan), kedaulatan ekonomi, kedaulatan pangan. Swasembada pangan, swasembada pangan itu kedaulatan. Kedaulatan itu kehormatan," ujar Zulhas.
Ia menyoroti ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan yang masih tinggi, sehingga kebijakan baru diarahkan untuk mengurangi ketergantungan dan memperkuat produksi dalam negeri secara berkelanjutan.
Zulhas mengenang masa ketika Indonesia dijuluki Macan Asia berkat kekuatan industri strategis nasional, yang mampu sejajar bahkan melampaui negara lain di kawasan. Pada periode itu, Indonesia memiliki Krakatau Steel, Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), PT PAL, industri petrokimia, pabrik pupuk, dan satelit Palapa B2 sebagai simbol kemajuan teknologi dan industri nasional.
Ia menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kala itu rata-rata mencapai 7,5 persen selama puluhan tahun sebelum krisis moneter 1998-1999.
Baca Juga: Dihujat Saat Panggul Beras, Zulhas: Gak Masalah, Saya Maafkan
"Pertumbuhan ekonomi kita rata-rata 7,5 persen. Rata-rata bukan setahun, puluhan tahun ya. Sebelum reformasi itu terjadi, sebelum ada krisis moneter tahun 98-99," kata Zulhas.
Meski Indonesia terus berkembang pascareformasi, Zulhas menilai negara lain seperti Malaysia, Thailand, China, dan Korea Selatan bergerak lebih cepat sehingga meninggalkan Indonesia.
Melihat kondisi itu, Zulhas menegaskan perlunya negara hadir secara kuat untuk mendorong industrialisasi, memperkuat daya saing, dan menutup ketertinggalan pembangunan ekonomi.
Ia menjelaskan bahwa Danantara dibentuk sebagai transformasi BUMN untuk memperbaiki tata kelola, budaya kerja, dan orientasi pembangunan agar lebih produktif dan berdaya saing global.
Zulhas optimistis Danantara akan menjadi motor hilirisasi lintas sektor seperti era pembangunan industri nasional dahulu, sekaligus memperkuat peran negara dalam mewujudkan kedaulatan ekonomi Indonesia.
"Dia (Danantara) nanti menjadi kekuatan seperti dahulu, kita membangun IPTN, kita membangun Krakatau Steel, dan lain-lain. Jadi (dengan) Danantara, negara harus kuat," kata Zulhas.
(Sumber: Antara)
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menjawab pertanyaan awak media ditemui di Jakarta, Senin 8 Desember 2025. ANTARA/Harianto (Antara)