Ntvnews.id, New York - Seorang perempuan asal Nebraska, Amerika Serikat, bernama Alex Simpson, berhasil menentang semua prediksi dokter setelah merayakan ulang tahunnya yang ke-20, meskipun ia terlahir dengan kondisi langka tanpa sebagian besar struktur otaknya.
Dilansir dari NY Post, Sabtu, 22 November 2025, Alex mengidap hidranensefali, sebuah kelainan neurologis yang menyebabkan sebagian besar jaringan otaknya tidak berkembang dan hanya menyisakan bagian dasar otak di dalam tengkoraknya.
Ketika Alex masih bayi, dokter memperkirakan bahwa usianya tidak akan melewati empat tahun. Namun, dua puluh tahun kemudian, ia tetap dapat merayakan kehidupannya bersama keluarga.
“Dua puluh tahun lalu kami takut, tetapi keyakinan, saya pikir, itulah yang membuat kami tetap hidup,” ujar Ayahnya, Shawn Simpson dalam wawancara dengan KETV sebagaimana dikutip oleh New York Post.
Baca Juga: Ilmuwan Mulai Lakukan Tranpalasi Sel Otak Manusia ke Hewan
Alex didiagnosis hidranensefali saat berusia dua bulan, meskipun sebelumnya ia dinyatakan lahir sehat. Pemeriksaan lanjutan menunjukkan otaknya tidak berkembang dengan semestinya sehingga ia kehilangan sebagian besar fungsi otak yang berkaitan dengan penglihatan dan pendengaran. Meski begitu, keluarga Simpson percaya bahwa Alex tetap dapat merasakan emosi dan atmosfer di sekitarnya.
Penampakan Otak Manusia Usai Kena Wedus Gembel Letusan Gunung Berapi (BBC)
“Misalnya seseorang sedang stres di dekatnya, suasananya bisa jadi benar-benar sunyi, tetapi Alex akan tahu. Ia bisa merasakan sesuatu.” jelas Adiknya, SJ yang kini berusia 14 tahun.
SJ juga mengatakan bahwa ia mempelajari banyak hal tentang kondisi medis kakaknya demi bisa mendukungnya sebaik mungkin.
"Kalau nenek saya sedang sakit, Alex bisa merasakannya. Seperti ada energi yang terpancar, itu luar biasa.” tambahnya.
Bagi keluarga Simpson, Alex adalah sebuah keajaiban. Mereka menganggapnya sebagai sumber inspirasi yang memberikan banyak pelajaran berharga. Sebagaimana disampaikan Shawn, “Alex mengajarkan kami tentang arti harapan, cinta, dan iman.”
Ilustrasi - Otak Manusia (ANTARA/Handout)