Indonesia Umumkan Akhir Status KLB Polio

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Nov 2025, 14:48
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ketika menemui awak media di Jakarta, Rabu, 12 November 2025. ANTARA/Mecca Yumna (Mecca Yumna) Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ketika menemui awak media di Jakarta, Rabu, 12 November 2025. ANTARA/Mecca Yumna (Mecca Yumna) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Indonesia resmi menyatakan berakhirnya Kejadian Luar Biasa (KLB) polio tipe 2 setelah sejumlah langkah penanggulangan dilakukan, termasuk pemberian hampir 60 juta dosis imunisasi tambahan kepada anak-anak selama masa respons.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Jumat, 21 November 2025, menyampaikan bahwa sejak Juni 2024 hingga kini tidak lagi ditemukan virus polio pada anak maupun pada sampel lingkungan. Dengan kondisi tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan penutupan resmi KLB pada 19 November 2025.

“Kita berhasil menghentikan penyebaran polio di Indonesia berkat dedikasi tenaga kesehatan, komitmen orang tua dan seluruh masyarakat agar anak-anak diimunisasi, serta dukungan mitra. Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan. Kita harus terus bekerja sama agar polio tidak kembali dengan memastikan semua anak menerima imunisasi polio lengkap sesuai usia,” katanya.

Meski demikian, Menkes mengingatkan bahwa risiko polio masih ada, terutama terkait kesenjangan cakupan imunisasi di beberapa daerah.

Baca Juga: Vaksin Polio Jadi Syarat Haji 2025, Ini Alasannya Menurut Pakar

Direktur Regional WHO untuk Pasifik Barat, Dr Saia Ma'u Piukala, menilai keberhasilan Indonesia sebagai capaian penting menuju dunia bebas polio. Ia menekankan bahwa capaian ini juga memperkuat kemampuan negara-negara di kawasan mempertahankan status bebas polio yang telah diraih 25 tahun lalu.

"Saya mendorong 38 negara dan wilayah di Pasifik Barat untuk tetap waspada. Suatu hari nanti, polio hanya tinggal sejarah. Sampai saat itu tiba, kita harus melanjutkan imunisasi," katanya.

KLB polio di Indonesia pertama kali ditetapkan pada Oktober 2022 setelah kasus awal dilaporkan dari Aceh. Dalam dua tahun berikutnya, temuan kasus juga terjadi di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku Utara, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Kasus cVDPV2 terakhir dikonfirmasi pada 27 Juni 2024 di Papua Selatan.

Sebagai respons, pemerintah melaksanakan dua putaran imunisasi tambahan menggunakan vaksin novel OPV-2 (nOPV2) sejak akhir 2022 hingga triwulan ketiga 2024. Di saat yang sama, cakupan imunisasi rutin meningkat, di mana pemberian dosis kedua vaksin polio inaktif (IPV) naik dari 63 persen (1,9 juta anak) pada 2023 menjadi 73 persen (3,2 juta anak) pada 2024.

Untuk mempercepat peningkatan cakupan IPV, Kementerian Kesehatan memperkenalkan vaksin heksavalen, kombinasi DPT-HB-Hib dan IPV dalam satu suntikan yang memberikan perlindungan terhadap enam penyakit sekaligus, yaitu polio, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, serta pneumonia dan meningitis akibat Haemophilus influenzae tipe b. Program tersebut mulai diterapkan pada Oktober 2025 di DIY, NTB, Bali, serta enam provinsi di Tanah Papua, dan direncanakan diperluas secara nasional pada tahun berikutnya.

Baca Juga: Bantah Vaksin Polio nOPV2 Berbahaya, Ini Kata BPOM: Sudah Standar WHO

Selain itu, Indonesia juga memperkuat deteksi dan investigasi kasus lumpuh layuh akut (Acute Flaccid Paralysis/AFP). Kualitas surveilans AFP semakin baik melalui peningkatan sensitivitas deteksi kasus dan perbaikan kualitas pemeriksaan spesimen.

Penilaian independen global melalui Outbreak Response Assessment (OBRA) dilakukan pada Juli 2023, Desember 2024, dan Juni 2025. Berdasarkan evaluasi tersebut, Indonesia dinilai menjalankan respons KLB secara komprehensif, mengikuti seluruh rekomendasi, serta menunjukkan tidak adanya kasus baru.

Atas capaian itu, WHO menyatakan Indonesia telah memenuhi seluruh kriteria penutupan KLB polio.

Keberhasilan ini dicapai melalui kolaborasi pemerintah di tingkat pusat dan daerah, serta dukungan mitra internasional seperti WHO, UNICEF, UNDP, Clinton Health Access Initiative (CHAI), dan Rotary International, disertai kerja keras tenaga kesehatan serta masyarakat.

Perwakilan UNICEF Indonesia, Maniza Zaman, menyebutkan bahwa pencapaian ini merupakan bukti nyata kekuatan kolaborasi.

"Kita harus terus menjaga momentum agar setiap anak mendapatkan imunisasi yang mereka butuhkan untuk tumbuh sehat dan bebas dari polio serta penyakit lainnya yang dapat dicegah dengan imunisasi,” ungkapnya.

Dengan ditutupnya status KLB, Kementerian Kesehatan menegaskan komitmen untuk memastikan Indonesia tetap bebas polio melalui penguatan imunisasi rutin, peningkatan surveilans, kerja sama lintas sektor, dan dukungan masyarakat.

(Sumber: Antara)

x|close