Ntvnews.id, Paris - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan pembentukan komite bersama Prancis–Palestina yang bertujuan menangani aspek hukum, konstitusional, dan kelembagaan guna memperkuat fondasi bagi terbentuknya negara Palestina.
“Komite ini akan berkontribusi menyusun konstitusi baru berdasarkan rancangan yang diajukan Presiden Abbas, serta memenuhi seluruh prasyarat bagi terbentuknya Negara Palestina yang layak,” kata Macron dalam konferensi pers bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Paris.
Dilansir dari Anadolu, Kamis, 13 November 2025, Macron menegaskan bahwa Prancis dan mitra Eropanya akan memberikan respons tegas apabila Israel melanjutkan langkah aneksasi sebagian atau seluruh wilayah Tepi Barat, baik secara hukum maupun de facto. Ia menekankan bahwa setiap bentuk aneksasi merupakan “garis merah.”
“Teror pemukim dan percepatan pembangunan permukiman telah mencapai rekor tertinggi, mengancam stabilitas Tepi Barat dan melanggar hukum internasional,” ujarnya, sambil menegaskan kembali komitmen Prancis terhadap solusi dua negara.
Baca Juga: Sumpah Serapah Macron ke Perampok Museum Louvre Prancis
Selain itu, Macron menyoroti pentingnya pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza secara aman dan terkoordinasi di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional.
Prancis berkomitmen menyalurkan bantuan kemanusiaan senilai 100 juta euro untuk Gaza sepanjang tahun 2025. Bantuan tersebut mencakup pengiriman makanan tambahan untuk anak-anak, obat-obatan, serta peralatan medis.
Presiden Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Prancis dan Arab Saudi akan bersama-sama memimpin sebuah konferensi untuk membahas pembentukan negara Palestina. (Antara)
Selain itu, Paris akan berpartisipasi dalam Konferensi Rekonstruksi Kairo dan mendukung pemulihan sektor kesehatan Gaza melalui kerja sama dengan Badan Pembangunan Prancis serta Komite Palang Merah Internasional.
Macron menekankan bahwa stabilisasi di Gaza memerlukan kehadiran kembali aparat keamanan Otoritas Palestina guna menjaga ketertiban. Ia juga menyatakan kesiapan Prancis untuk memperkuat kapasitas keamanan Palestina melalui misi Uni Eropa, termasuk dengan mengirim lebih dari 100 anggota gendarmerie Prancis.
Baca Juga: Presiden Ukraina Zelensky Telepon Macron, Minta Rudal Secepatnya
Sementara itu, Presiden Mahmoud Abbas menyampaikan apresiasi kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump serta berterima kasih kepada Mesir, Qatar, dan Turki atas peran aktif mereka dalam menjaga gencatan senjata, memfasilitasi pertukaran sandera, dan menyalurkan bantuan kemanusiaan.
“Kami menghargai upaya tanpa henti Mesir, Qatar, dan Turkiye dalam memperkuat gencatan senjata serta mendukung operasi kemanusiaan,” ujar Abbas, seraya menambahkan bahwa kini sudah ada 160 negara yang mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.
Abbas juga menyerukan agar negara-negara yang belum memberikan pengakuan terhadap Palestina segera melakukannya, sambil menegaskan bahwa Gaza adalah bagian tak terpisahkan dari Negara Palestina di bawah kedaulatan Otoritas Palestina.
Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan kesiapan pemerintah Palestina untuk bekerja sama dengan seluruh mitra internasional, termasuk Amerika Serikat dan Prancis, demi melanjutkan proses perdamaian dengan jaminan internasional yang kuat dan jelas.
Emmanuel Macron (Kiri) (IG: Emmanuel Macron)