Ntvnews.id, New York - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai jumlah korban tewas akibat serangan terbaru Israel di Gaza sangat mengerikan. Lembaga internasional itu menyerukan agar semua pihak berupaya menjaga momentum perdamaian agar tidak kembali hilang.
Dilansir dari AFP, Kamis, 30 Oktober 2025, Israel mengklaim telah menyerang puluhan target milik Hamas sebagai respons atas kematian seorang tentaranya. Akibatnya, Jalur Gaza mengalami malam pengeboman paling mematikan sejak gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat mulai berlaku pada awal Oktober.
Kepala Badan Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, mengungkapkan bahwa serangan tersebut menghantam berbagai fasilitas sipil, termasuk sekolah, rumah, dan tenda pengungsi internal di wilayah Palestina.
"Laporan bahwa lebih dari 100 warga Palestina tewas semalam dalam gelombang serangan udara Israel, terutama terhadap bangunan tempat tinggal, tenda pengungsi internal, dan sekolah di seluruh Jalur Gaza, setelah tewasnya seorang tentara Israel, sungguh mengerikan," ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Netanyahu Perintahkan Serangan Dahsyat ke Gaza
Turk menekankan bahwa hukum perang secara tegas mewajibkan perlindungan terhadap warga sipil serta infrastruktur sipil. Ia juga menegaskan bahwa Israel harus mematuhi hukum humaniter internasional dan akan bertanggung jawab atas pelanggaran yang terjadi.
"Sangat menyedihkan bahwa pembunuhan ini terjadi tepat ketika penduduk Gaza yang telah lama menderita mulai merasa ada harapan bahwa rentetan kekerasan yang tak henti-hentinya mungkin akan berakhir," katanya.
Baca Juga: Presiden Brasil Lula Kecam PBB dan Sindir Trump Soal Genosida di Gaza
Turk menyerukan semua pihak yang berkonflik untuk menunjukkan itikad baik dalam melaksanakan gencatan senjata. Ia juga mendesak negara-negara berpengaruh di kawasan agar menggunakan segala upaya mereka demi memastikan kepatuhan terhadap kesepakatan damai.
"Dua tahun terakhir telah membawa penderitaan dan kesengsaraan yang tak terkira, dan kehancuran Gaza yang hampir menyeluruh," tambahnya.
"Kita tidak boleh membiarkan kesempatan untuk perdamaian dan jalan menuju masa depan yang lebih adil dan aman ini terlepas dari genggaman kita," tutup Turk.
 
             Ilustrasi - Bendera PBB. (ANTARA/Anadolu)
 Ilustrasi - Bendera PBB. (ANTARA/Anadolu)                              
                         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
             
             
             
             
             
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
             
             
             
            